Kanal

Fadli Zon: Insiden Meriam Di Natuna Jadi Momentum TNI Evaluasi Alutsista

JAKARTA - riautribune : TNI diminta untuk segera melakukan penyelidikan atas insiden meledaknya meriam tempur tipe 80 Giant Bow buatan China saat gladiresik latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Kostrad, di Tanjung Datuk, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (17/5) lalu.

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menilai bahwa penyelidikan itu penting karena alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan peralatan tempur harus selalu disiagakan dalam kondisi prima. Penyelidikan, lanjutnya harus dilakukan dengan serius. Terlebih, insiden ini terjadi hanya berselang dua hari sebelum kunjungan Presiden ke Natuna.

"Apalagi ini alutsista di wilayah Natuna, yang menempati posisi strategis bagi pertahanan negara, karena berhadapan dengan wilayah konflik Laut Cina Selatan. Insiden ini tentu saja mengurangi kredibilitas armada pertahanan kita di mata negara lain,” jelasnya di sela-sela kegiatan Global Legislative Openness Conference di Kiev, Ukraina, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima redaksi, Sabtu (20/5).

Ia meminta TNI untuk segera melakukan evaluasi dan audit alutsista, termasuk mengevaluasi rencana-rencana pengadaan yang sedang berlangsung. Fadli berharap pengadaan alutsista nantinya berasal dari produsen-produsen terbaik dan melalui proses terbuka dan terawasi.

"Sejumlah alutsista yang proses pengadaannya bermasalah bisa melahirkan masalah dan insiden. Pengadaan alutsista bekas juga seharusnya tak boleh ada lagi," sambungnya. Lebih lanjut, wakil ketua umum DPP Gerindra ini turut menyampaikan duka cita atas prajurit ytang meninggal dan terluka dalam insiden ini.

“Pertama saya menyampaikan dukacita sedalam-dalamya kepada keluarga empat prajurit TNI yang wafat kemarin. Mereka meninggal sewaktu menjalankan tugas, harus diberi apresiasi dan penghormatan oleh negara," pungkasnya.(rmol)

 

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER