Kanal

Anggota DPR: Hibah Korsel Menghina Bangsa Kita!

JAKARTA - riautribune : Rencana hibah dari Korea Selatan sebesar 5,5 juta dolar AS untuk membangun Integrated Box Office System (IBOS) mendapat kecaman.

Menurut anggota Komisi X DPR Sofyan Tan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) harus berhati-hati karena hibah tersebut berpotensi merendahkan harga diri bangsa.
 
"Jadi Pak Triawan harus berhati-hati. Ini kan penghinaan, menjual harga diri bangsa. Baru dikasih permen, kita sudah menari-nari," lanjut Sofyan.
 
Rencana penerapan IBOS menimbulkan kontroversi antara lain karena mengharuskan industri bioskop membuka semua data film secara terbuka ke publik.

Data yang dimaksud bukan hanya judul film dan jadwal tayang, namun jumlah penontonnya. Selain rawan digunakan oleh pihak asing yang sedang mengincar pasar Indonesia, menurut Sofyan, data teknis seperti itu dapat memicu persaingan tidak sehat antar pelaku usaha perfilman.
 
Sofyan mengingatkan, Bekraf harus mewaspadai motivasi Korsel memberikan hibah tersebut. Sebab Korsel saat ini sedang gencar-gencarnya memasarkan industri perfilman mereka ke luar negeri. Bahkan, bukan hanya film, mereka juga sudah memiliki gedung bioskop di negeri ini.

"Tidak ada makan siang gratis. Dan 270 juta penduduk Indonesia, bagi Korea Selatan adalah pasar yang sangat menggiurkan," kata anggota Fraksi PDI Perjuangan tersebut.
 
Menurut mantan Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia Sumatera Utara, tersebut, kewaspadaan itu sangat penting. Sebab, jika langsung diterima, maka taruhannya sangatlah besar.

Bayangkan, hanya dengan menerima 5,5 juta dolar AS, Indonesia bersedia membuka semua rahasia sendiri. Akibatnya, tentu saja Korsel yang akan meraih keuntungan luar biasa.

"Yang aneh, dengan bantuan hanya sebesar itu, kemudian merasa bangga. Ini kan dipertanyakan. Sebab, uang sebanyak itu, bukan tak ada pihak yang mampu menyediakan di Indonesia,” kata Sofyan.
 
Dokter yang terjun ke dunia politik itu menambahkan, Bekraf tidak hanya bertanggung jawab terhadap peningkatan ekonomi kreatif, namun juga menjaga budaya bangsa. Bekraf seharusnya memperkuat budaya melalui peningkatan kreativitas anak bangsa. Jika sudah kuat, maka serbuan apapun dari luar negeri, termasuk Korsel, tidak banyak berpengaruh terhadap generasi muda.
 
"Namun dengan IBOS, budaya kita kembali terancam. Ini adalah efek terburuk, karena pasar kita akan diambil. Dengan IBOS, mereka akan mengetahui seluruh dapur kita, cita-rasa kita," kata dia.
 
Sofyan menambahkan, saat ini kreativitas insan perfilman menunjukkan tren yang sangat menggembirakan. Semakin tingginya animo penonton terhadap film nasional, kata Sofyan, menjadi bukti, jika film digarap dengan baik, tentu akan menghasilkan karya yang baik pula.
 
Dalam konteks tersebut, menurut Sofyan, seharusnya pemerintahan menjaga konduktivitas dan memberikan ruang seluas-luasnya untuk berkreasi. Bila perlu, memberi subsidi agar kreativitas anak-anak bangsa itu semakin baik.(rmol)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER