Kanal

Pimpinan DPR: e-KTP Cuma Cerita 1 Orang, Nazaruddin Itu Peliharaan

JAKARTA - riautribune : Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengaku tak terlalu fokus terhadap kasus dugaan korupsi KTP berbasis elektronik (e-KTP) yang menyeret sejumlah nama politisi dalam dakwaan Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Saya kok gak tertarik," katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat (10 /3). Bukan tanpa sebab, politisi Partai Keadilan Sejahtera ini menilai bahwa tidak ada yang baru dalam kasus yang merugikan negara triliunan rupiah itu.

Karenanya, Fahri enggan memberikan tanggapan lebih jauh soal Ketua DPR RI Setya Novanto yang kesenggol dalam surat dakwaan sidang kemarin. Novanto disebut telah menerima aliran dana sebesar 11 persen dari total proyek pengadaan E-KTP.

"Itu cerita. Dan ini kedengarannya cuma cerita 1 orang. DPR dari dulu diginiin," ketusnya. Fahri seakan tak percaya dengan kerja KPK. Pasalnya, menurut dia tidak sedikit kasus besar malah belum jelas juntrungannya.

"Kasus century itu ya pansus 3 bulan kemudian audit BPK nya 2 bulan kalau gak salah. Dilanjutkan Timwas ada berapa bulan sampai kita capek rapat. Tersangkanya cuma 2, eh narapidana. Berbulan-bulan gak ada keterusannya sampai sekarang. Ini aja gak jelas," jelasnya.

Kemudian, lanjut fahri, kasus mega proyek wisma atlit, Hambalang. Dikatakannya kasus Hambalang dulunya seakan merupakan kasus besar yang akan dibongkar KPK, namun hingga kini hanya satu orang yang menjadi tersangka, yakni Andi Malarangeng.

Diketahui, selain Andi Malarangeng, KPK juga sudah menetapkan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazarudin. Namun, Fahri nilai Nazarudin hanyalah peliharaan. Sayangnya Fahri tak merinci Nazarudin itu peliharaan siapa.

"(Nazarudin) sudah dari dulu jadi tersangka. Inikan peliharaannya kan. Yang disuruh nyanyi dia saja. Jadi kita ini apa kesalahannya apa," ketusnya.

Lebih lanjut Fahri menilai bahwa publik terlalu sibuk melihat korupsi kecil terhadap uang yang sebenarnya bukan milik negara yang menghentikan proyek bernilai triliunan rupiah itu.

"Kita sibuk yang 25 miliar 2,5 triliun hancur. Itu uang negara rill. Yang 25 miliar bukan uang negara yang 2,5 triliun uang negara. Tapi kita sibuknya yang bukan uang negara 2,5 triliun ilang yang. Presiden datang, bilang astagfirullahalazim. Gitu aja. Untuk nakut-nakutin siapa gak tau," ujarnya sembari tertawa.(rmol)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER