Kanal

Penambahan Utang Untuk Infrastruktur Bukan Langkah Bijak

JAKARTA - riauribune : Pemerintah harus berkomitmen untuk tidak menambah beban utang selama Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali. Pasalnya, IMF sebagai lembaga pemberi donor keuangan acapkali menawarkan paket pinjaman kepada negara yang membutuhkan. Apalagi, kini mereka sedang berada di Indonesia yang tengah dilanda pelemahan mata uang rupiah.


Begitu kata Ketua Komisi IX DPR, Dede Yusuf Macan Efendi menyoroti kabar tentang penambahan utang pemerintah untuk membiayai proyek infrastruktur. Dia menilai bahwa utang untuk infrastruktur itu bukan langkah yang bijak. Sebab, dia wilayah di Indonesia baru saja dihantam gempa dan membutuhkan bantuan untuk pemulihan.

“Dalam pertemuan IMF ini saya baru saja membaca di berita ada tambahan utang untuk infrastruktur. Tentu ini menjadi pertanyaan akan lebih bijak jika saat ini kita harus mempercepat proses rehabilitasi warga korban gempa,” terang Dede saat ditemui di gedung DPR, Jakarta, Senin (8/10).

Politisi Demokrat menilai penanganan korban gempa lebih penting ketimbang proyek infrasturktur yang ambisius. Terlebih, hingga saat ini masih banyak korban yang belum mendapatkan penanganan dengan baik.

“Saya masih mendengarkan laporan korban bencana di Lombok pun belum mendapatkan jatah hidup, uangnya belum turun dengan berbagai alasan keuangan,” bebernya.

Atas alasan itu dia menyayangkan jika dalam pertemuan IMF-Bank Dunia ini, pemerintah justru menambah utang yang bukan diperuntukkan untuk membantu korban, melainkan untuk infrastruktur.

“Jadi tentu pemerintah harus bijak di dalam menambah utang karena kalau membantu, itu harus memprioritaskan korban berarti perlu ada program yang disetop untuk dialihkan ke sini,” pungkasnya.(rmol)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER