pilihan +INDEKS
Zulhas: Perlukah Sistem Kenegaraan Disempurnakan?

JAKARTA-riautribune: Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menghadiri acara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang diselenggarakan Pepabri di Gedung Granadi Graha Paramita, Jakarta Selatan, Kamis (1/10 ). Hadir dalam acara tersebut beberapa tokoh nasional antara lain, Try Sutrisno, Fuad bawazier, dan Agum Gumelar.
Dalam kesempatan itu, Zulklifli membicarakan soal kedaulatan negara dan rakyat serta membicarakan soal sistem ketatanegaraan Indonesia dan wacana penyempurnaannya. Berbicara soal kedaulatan, secara fakta, Zulkifli berkisah tentang kunjungannya di beberapa daerah di Riau, Jambi dan Kalimantan.
Pada satu kesempatan, Zulkifli bertanya kepada sekitar 1000 rakyat yang berkumpul, untuk mengangkat tangan siapa saja orang yang memiliki kebun sawit sekitar 50 hektar. Dari seribu rakyat, yang angkat tangan hanya satu orang. Rata-rata rakyat tidak memiliki lahan, kalaupun ada hanya sekitar lima hektaran, sedangkan ada segelintir orang yang memiliki lahan sampai 100.000 bahkan 500.000 hektar lebih lahan. Tidak ada kedaulatan rakyat kalau kenyataannya seperti itu.
"Ini harus diperhatikan dengan betul, bagaimana itu bisa terjadi, "ujarnya.
Sekarang, lanjut Zulkifli, pemilik modal besar sepertinya sudah menguasai segalanya. Sepertinya, kedaulatan berpindah dari kedaulatan rakyat kepada kedaulatan pemilik modal. Mengapa bisa seperti itu, sekarang orang maju menjadi Bupati, Walikota haruslah ada pemilik modal. Jika ada Bupati mau maju lagi atau maju sebagai calon Gubernur lebih mahal lagi modalnya.
Lalu soal sistem perencanaan pembangunan Indonesia, dulu jaman orde lama ada yang namanya Pembangunan Semesta Berencana. Pada jaman orde baru ada GBHN, sidang tahunan, repelita dan pelita. Kalau sekarang Presiden memiliki visi dan misi sendiri, Gubernur memiliki visi dan misi sendiri, demikian pula Bupati, Walikota semuanya memiliki visi dan misi sendiri-sendiri.
"Pertanyaan besarnya adalah, apakah sistem ketatanegaraan kita yang seperti ini sudah cukup sempurnakah? Atau perlukah kita kaji kembali? Kami di MPR baru membentuk sebuah lembaga yakni Lembaga Pengkajian. Lembaga Pengkajian MPR siap menerima masukan masukan dari para tokoh sekalian untuk menyumbang pemikiran demi sempurnanya sistem ketatanegaraan Indonesia. Apakah perlu sistem ketatanegaraan diamandemen kembali dan kita sempurnakan atau kita biarkan seperti sekarang ini, semua terpulang kepada stakeholder negara ini," urai Zulkifli yang juga ketua umum PAN itu.(rmol/rt)
Berita Lainnya +INDEKS
DPR Ancang-ancang Bentuk Pansus PHK Karyawan Sritex
Riautribune.com - Pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan karyawan PT. Sri Rejeki Isman (Tbk) atau Sri.
Status Lahan Jadi Kendala Program PSR, Kasim Minta Pemerintah Segera Carikan Solusi
PEKANBARU - Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Dumai, Abdul Kasim SH, .
Bisa Hadirkan Ratusan Ribu Orang, Menteri Pariwisata Sangat Kagum Dengan Pacu Jalur
PEKANBARU - Menteri Pariwisata RI, Sandiaga Salahuddin Uno, sangat mengagumi budaya asal Kuantan .
Demi Kebutuhan Air Bersih, Karmila Berharap Keseriusan Pengelolaan SPAM Durolis
PEKANBARU - Anggota DPRD Riau Dapil Rokan Hilir, Dr Hj Karmila Sari,.
Gelar 'Nobar' Bersama Warga, Viktor Parulian Rangkul Warga Sekitar : Kita Adalah Saudara
PEKANBARU , Riautribune . com - To witness the.
Setengah Tahun Senyap, Pansus Konflik Lahan Desak Pemerintah Jalankan Rekomendasi
PEKANBARU - Ketua Panitia Khusus (Pansus) Penyelesaian Konflik Lahan DPRD Riau, Marwan Yoha.