pilihan +INDEKS
BBKSDA DAN PT Arara Abadi Gelar Kegiatan Ground Truth Survey dan Sapu Jerat Satwa di Nilo
PEKANBARU, Riautribune.com – Pihak BBKSSA Riau mengungkapkan, pihaknya tidak menemukan jerat satwa di kawasan HTI Arara Abadi, baik berupa tali yang diikatkan ke batang-batang kayu, maupun jenis jerat lainnya.
Hal ini disampaikan Sunarko dari BBKSDA Riau dalam wawancara media berkaitan dengan kegiatan Ground Truth Survey sapu jerat, racun dan ranjau paku sekaligus Sosialisasi Edukasi Prinsip ko-ekosistim Gajah dan Hewan yang dilindungi di area konsesi PT Arara Abadi Distrik Nilo hari Rabu dan Kamis tanggal 10-11 Januari 2024 lalu di Kawasan Distrik Nilo Desa Kesuma Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) dan PT Arara Abadi sebagai salah satu unit usaha APP Forestry Wilayah Riau melaksanakan kegiatan bersama. Dari BBKSDA diwakili Rudi Chaya Perdana dari Konservasi Wilayah I BBKSDA Riau, Ahmad Sunarko, pelatih dan pawang hewan BBKSDA Riau, sementara dari PT Arara Abadi Bpk Rudy dari Bagian Konservasi PT Arara Abadi dan staf Distrik Nilo serta Masyarakat Desa Kesuma .
Kegiatan yang direncanakan berlangsung lima hari akhirnya dipersingkat karena di beberapa daerah Kabupaten/Kota dan jalan jalan utama di Riau tergenang air bencana banjir. Ini mengakibatkan perjalanan tim gabungan dari Pekanbaru menuju lokasi PT Arara Abadi Distrik Nilo terkendala.
”Pada saat ini marak sekali perburuan, jual beli satwa liar yang diambil dari alam yang dipasarkan secara terbuka baik secara online maupun secara tradisional. Akibatnya kematian satwa-satwa di alam yang disebabkan oleh jerat juga meningkat. Selain itu banyak juga kasus atau kejadian satwa liar yang mengalami cacat fisik bahkan mengalami cacat permanen yang disebabkan oleh jerat," jelas Sunarko.
Menurutnya, kegiatan sapu jerat ini yang dilakukan oleh PT Arara Abadi ini merupakan kegiatan yang sangat positif. Bahkan kegiatan ini merupakan salah satu bentuk konservasi secara langsung, yaitu dengan cara melakukan kegiatan Ground Truth Survey sapu jerat Gajah, racun dan ranjau paku serta Sosialisasi Edukasi terhadap masyarakat secara langsung yang nantinya bisa mendapatkan hasil langsung dan tidak langsung.
Ditambahkannya, pemasang jerat ini memang sengaja untuk memasang jerat untuk berburu hewan babi, akan tetapi jerat tersebut selalu pasti akan mengenai satwa liar apapun yang lewat, jadi jerat itu tidak memilih-milih, kalau yang lewat Tapir ya kena tapir, kena gajah, begitu juga jika yang kena Harimau.
Masyarakat yang berbatasan dengan HTI itu, mereka berkebun dan biasanya dengan sengaja memasang racun di kebunnya untuk meracun satwa agar satwa swperti babi tidak mengganggu kebunnya.
"Akan tetapi satwa-satwa yang berada di areal HTI yang berbatasan dengan kebun masyarakat bukan satwa hama saja, tapi juga ada sekumpulan gajah liar dan satwa liar lainnya yang mendapatkan makanan yang sudah dibungkus bercampur dengan racun dan satwa tersebut memakannya," ungkap Sunarko.
Dia berharap kegiatan sapu ranjau seperti ini lebih ditingkatkan lagi dengan cakupan luas areal nya bisa ditambah untuk kawasan-kawasan yang banyak satwa-satwa liar yang dilindungi.
Tentang keberadaan Hutan Tanaman Industri terhadap Hewan Gajah, menurut Sunarko bisa berdampingan, karena dengan adanya HTI ini, aktifitas satwa-satwa liar itu bisa berlangsung, bisa mencari makan dan tempat tinggal bagi satwa-satwa tersebut.
Sementara itu Forest Sustainability Head PT Arara Abadi, Syarif Hidayat kepada media menjelaskan perburuan merupakan ancaman nyata yang berdampak langsung pada penurunan populasi satwa liar. Alat yang dipergunakan oleh pemburu ilegal adalah jerat (tali atau kabel), perangkap (lubang atau kandang), racun dan senjata api, termasuk senapan buatan lokal.
Banyak pemburu ilegal memasang jerat untuk mendapatkan jenis satwa liar. Jerat-jerat yang dipasang oleh pemburu dapat secara tidak sengaja mengenai satwa liar seperti Harimau, Gajah dan juga beberapa jenis satwa liar lainnya.
Untuk itu, kegiatan sapu jerat ini diharapkan dapat meningkatkan populasi keberadaan dan eksistensi spesies kunci (Harimau dan Gajah) serta satwa liar terancam punah prioritas lainnya untuk terhindar dari kepunahan.
" Kegiatan ini juga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat sekitar konsesi HTI PT. Arara Abadi akan arti pentingnya konservasi dan mengenai peran serta berbagai sektor dalam mendukung upaya pemerintah melestarikan satwa liar yang di lindungi," kata Syarif Hidayat.***
Berita Lainnya +INDEKS
JMSI Tolak RUU Penyiaran yang Bertentangan dengan UUD 1945 dan UU Pers
JAKARTA, Riautribune. com - Organisasi perusahaan pers Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI.
PT BSP Salurkan Paket Sembako Untuk Warga Desa Semunai
PINGGIR, Riautribune. com - PT Bumi Perkasa Sampoerna kembali menyalurkan paket sembako kepada wa.
PHR Tampilkan Inovasi Proyek MNK, Ekoriparian Hingga Desa Energi Berdikari di IPA Convex 2024
JAKARTA, Riautribune.com – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai perusahaan migas di Regional S.
Berikthiar Menanam Kebaikan, Anggota DPRD Pekanbaru Ruslan Tarigan Siap Bertarung di Pilkada 2024
PEKANBARU, Riautribune. com - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kota Pekanbaru mulai diwa.
Bupati Alfedri Lepas Keberangkatan 21 Orang Calon Jamaah Haji Asal Sungai Apit
SIAK, Riautribune - Terhitung Sebanyak 21 Calon Jamaah Haji (JCH) yang berasal dari Kecamatan Sun.
Kloter 1 Calon Jemaah Haji Riau Tiba di Batam
PEKANBARU, Riautribune. com - Kloter pertama jemaah haji asal Riau, dari Kota Pekanbaru, sudah be.