pilihan +INDEKS
AS-Korsel Latihan Militer, Korut Ingatkan Risiko Perang Tak Disengaja!

Pyongyang - Korea Utara (Korut) mengutuk latihan militer gabungan yang digelar Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) pekan ini. Pyongyang menyebut latihan gabungan itu sebagai "aksi provokatif" dan memperingatkan adanya risiko perang dengan "satu tembakan tidak disengaja".
Peringatan ini disampaikan beberapa hari setelah jet tempur Angkatan Udara Korsel secara tidak sengaja menjatuhkan bom di area sipil hingga memicu puluhan korban luka dan menyebabkan kerusakan para rumah warga.
"Ini adalah aksi provokatif berbahaya yang memicu situasi akut di Semenanjung Korea, yang dapat memicu konflik fisik antara kedua belah pihak melalui satu tembakan tidak disengaja," kata Kementerian Luar Negeri Korut seperti dikutip media pemerintah Pyongyang dan dilansir AFP, Senin (10/3/2025).
Latihan militer gabungan AS-Korsel yang diberi nama "Freedom Shield 2025" dimulai sejak Senin (10/3) waktu setempat. Latihan gabungan ini melibatkan "pelatihan langsung, virtual, dan berbasis lapangan". Latihan militer gabungan ini akan berlangsung hingga 21 Maret mendatang. Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataannya menyebut latihan gabungan itu sebagai "latihan perang yang agresif dan konfrontatif".
Kerja sama militer antara Seoul dan Washington kerap mengundang kecaman dari Pyongyang, di mana pemerintah Korut menganggapnya sebagai persiapan untuk invasi terhadap wilayah mereka dan sering melakukan uji coba rudal sebagai respons.
Latihan gabungan terbaru ini digelar beberapa hari setelah dua jet tempur Angkatan Udara Korsel secara tidak sengaja menjatuhkan delapan bom di sebuah desa setempat selama latihan gabungan secara terpisah dengan AS pada 6 Maret lalu. Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korsel dalam laporannya menyebut 15 orang, termasuk warga sipil dan personel militer, mengalami luka-luka.
Hubungan antara Pyongyang dan Seoul berada di titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, dengan Korut meluncurkan serangkaian rudal balistik tahun lalu yang melanggar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kedua Korea secara teknis masih berperang sejak konflik mereka tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. AS menempatkan puluhan ribu tentaranya di wilayah Korsel, sebagian untuk melindungi Seoul dari Pyongyang. (dtk)
Berita Lainnya +INDEKS
Ancaman Tarif 50 Persen Bikin Kanada Tunduk pada Trump
Riautribune.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana untuk menaikkan tar.
Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa
Riautribune.com - Miliarder Elon Musk kembali membuat pernyataan kontroversial dengan mendukung gaga.
Kurang Negara Peserta, Swiss Batalkan Konferensi soal Palestina
JENEWA - Swiss telah membatalkan konferensi tentang penerapan Konvensi Jenewa ke.
Prancis Tawarkan Akses Intelijen ke Ukraina, Gantikan Peran AS
Riautribune.com - Prancis menyatakan kesiapannya untuk memberikan akses intelijen kepada Ukraina set.
AS Berhenti Bagi Informasi Intelijen dengan Ukraina
Riautribune.com - Akses Ukraina untuk mendapat informasi intelijen dari Amerika Serikat telah dihent.
Diserang Tarif Trump, China Targetkan Pertumbuhan 5 Persen
Riautribune.com - Meskipun menghadapi tantangan seperti pasar properti yang lesu dan kepercayaan kon.