pilihan +INDEKS
Polda Riau Tahan Nakhoda Kapal di Meranti Karena Bawa Kayu Ilegal 70 Ton
![Polda Riau Tahan Nakhoda Kapal di Meranti Karena Bawa Kayu Ilegal 70 Ton](https://riautribune.com/assets/berita/original/56601729938-img_20240616_094331.jpg)
PEKANBARU, Riau Tribune. com - Ditreskrimsus Polda Riau menangkap satu unit kapal bermuatan 70 ton kayu olahan ilegal di perairan Kepulauan Meranti. Nakhoda kapal bernama Syahlan dan Kepala Kamar Mesin (KKM), Farid Harja, ditetapkan sebagai tersangka.
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau, Kombes Pol Nasriadi mengatakan, kayu diangkut dengan Kapal Motor (KM) Putri Diana dengan kapasitas kapal 120 ton.
"Ketika ditangkap kapal tersebut mengangkut muatan 70 ton kayu olahan berupa balok tim jenis kayu rimba campuran," ujar Nasriadi, Sabtu (15/6).
Nasriadi menjelaskan, pengungkapan dilakukan pada Rabu, 5 Juni 2024, sekitar pukul 19.00 WIB. Berawal dari informasi tentang kegiatan pengangkutan kayu hasil hutan yang tidak dilengkapi dokumen sah.
Berdasarkan informasi itu, Tim Unit 4 Subdit IV Ditreskrimsus Polda Riau melakukan penyelidikan. Ternyata ada pengangkutan kayu di perairan Kepulauan Meranti, tepatnya di Sungai Pengeram, Desa Mengkikip, Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Petugas melakukan upaya paksa penangkapan terhadap Kapal Motor Putri Diana atas dugaan mengangkut, menguasai atau memiliki Hasil Hutan Kayu yang tidak dilengkapi Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan," jelas Nasriadi.
Tak ayal, polisi langsung mengamankan nakhoda kapal, KKM dan anak buah kapal. Para pelaku dibawa ke Polda Riau untuk pemeriksaan lebih lanjut.
"Barang bukti kapal beserta muatan kayu 70 ton dititipkan di Pos Polair Tanjung Buton-Polres Siak," ungkap Nasriadi.
Dari hasil penyelidikan, Penyidik Unit 4 Subdit IV Ditreskrimsus Polda Riau menetapkan dua orang tersangka. "Tersangka Sy selaku kapten atau nakhoda kapal dan FH selaku KKM," ucapnya.
Kedua tersangka dijerat dengan Pasal 83 ayat (1) huruf b Undang-undang (UU) RI Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Pasal 37 angka 13 UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang.
"Ancaman pidananya penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun. Denda paling sedikit Rp500 juta dan paling banyak Rp2,5 miliar," kata Nasriadi.
Polisi masih melakukan pendalaman kasus dengan meminta keterangam saksi dan tersangka. Termasuk keterangan Ahli dari BPHP Wilayah Pekanbaru.***
Berita Lainnya +INDEKS
Gelar Razia di Pintu Masuk Kota, Petugas Gabungan Tindak 405 Truk Odol
PEKANBARU, Riautribune.com - Petugas gabungan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru, dan Satl.
Polres Dumai Tangkap Penjual Film Cabul, Ditawarkan lewat Aplikasi Telegram
PEKANBARU, Riau Tribune. com - Polres Dumai menangkap pelaku penjual video cabul/porno yang dipas.
Miliki Sabu, Wanita Hamil di Bathin Solapan Ini Ditangkap Polisi
BENGKALIS, Riautribune.com - Seorang wanita berinisial DS (23) diringkus Ditnark.
Oknum KPH Diduga Ancam dan Peras Pekerja Lahan Masyarakat dan Kelompok Tani di Dayun
SIAK, Riautribune.com - Seorang pegawai Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Riau yan.
Penghulu: Saya Dipaksa Mengakui Menikahkan Hamid dengan SKD
PEKANBARU, Riau Tribune. com - Akhirnya terungkap bahwa pernyataan yang dituduhkan dan yang dilap.
Dua Direktur Anak Perusahaan PT BSP Dituntut Penjara 8,5 Tahun
PEKANBARU, Riautribune. com - Dua terdakwa dugaan korupsi penyertaan modal PT Bumi Siak Pusako (B.