pilihan +INDEKS
26 Warga Rohingya Tewas Saat Terombang-ambing di Lautan, 176 Terdampar di Aceh
BANDA ACEH, Riautribune.com - Setidaknya 26 orang Rohingya yang mengungsi dari Myanmar telah tewas saat terapung di laut selama sekitar satu bulan. Demikian disampaikan Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR). Data itu berdasarkan keterangan dari 174 pengungsi yang berhasil diselamatkan nelayan dan pihak berwenang Indonesia pada Senin (26/12).
"Penyintas dari 174 orang yang tiba kemarin [Senin] menceritakan kepada UNHCR bahwa sekitar 26 orang tewas selama perjalanan panjang ini karena kondisi yang memprihatinkan di atas kapal," demikian pernyataan resmi UNHCR, Selasa (27/12).
Kapal yang ditumpangi orang-orang Rohingya berupa kapal kayu berukuran kecil yang dianggap rentan melakukan perjalanan panjang melintasi samudera. Sebelumnya, disebutkan para pengungsi Rohingya itu bermaksud ke Malaysia lewat laut sebelum terdampar di Aceh.
Selain laporan itu, UNHCR mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia karena telah menyelamatkan dan mau menampung kelompok pengungsi etnis Rohingya yang telah terombang-ambing di lautan selama sekitar sebulan.
Pada Minggu (25/12), nelayan dan pihak berwenang Indonesia juga berhasil menyelamatkan 58 orang Rohingya. Jika diakumulasikan dengan kedatangan kelompok itu pada Senin, tercatat 232 Rohingya diselamatkan dalam dua hari.
"Kami menyambut baik tindakan kemanusiaan ini oleh masyarakat lokal dan pihak berwenang di Indonesia," kata Perwakilan UNHCR di Indonesia, Ann Mayman.
Pihaknya menyatakan , "Tindakan ini membantu menyelamatkan nyawa manusia dari kematian, mengakhiri cobaan yang menyiksa bagi banyak orang yang putus asa."
UNHCR melaporkan para pengungsi yang diselamatkan mengalami dehidrasi usai terombang-ambing di lautan sebelum terdampar dan dievakuasi ke Aceh Besar.
Badan PBB itu menilai hal tersebut menunjukkan komitmen dan penghormatan terhadap prinsip-prinsip dasar kemanusiaan bagi orang-orang yang menghadapi persekusi dan konflik. Oleh karena itu, UNHCR mendesak negara-negara lain untuk mengikuti tindakan serupa. Banyak negara yang tak bertindak meskipun banjir permintaan.
"Negara-negara di wilayah tersebut harus memenuhi kewajiban hukum mereka dengan menyelamatkan orang-orang di kapal yang sedang dalam kesulitan untuk menghindari kesengsaraan dan kematian lebih lanjut," demikian pernyataan resmi UNHCR seperti dikutip dari cnnindonesia.com.***
Berita Lainnya +INDEKS
Bocorkan Rencana Mengebom Gaza dengan Bom Nuklir, Menteri Israel Ini Dicopot
TEL AVIV, Riautribune.com -- Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mencopot Menteri Kebudayaa.
Kecam Israel, Aktris Angelina Jolie Sebut Gaza Berubah Dari Penjara Terbuka Menjadi Kuburan Massal
JAKARTA, Riautribune.com - Angelina Jolie menyebut Jalur Gaza dengan cepat berubah menjadi “kub.
Bolivia Jadi Negara Pertama Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel Karena Bombardir Gaza
JAKARTA, Riautribune.com - Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai teguran a.
Pasokan Diblokade Israel, Warga Gaza Minum Air Laut untuk Bertahan Hidup
GAZA, Riautribune.com -- Penduduk Gaza semakin putus asa karena kehabisan air bersih untuk dikons.
Masjid dan Seribu Bangunan di Gaza Hancur Lebur Dibombardir Pesawat Tempur Israel
JAKARTA, Riautribune.com - Pesawat tempur Israel menggempur rumah ibadah umat Islam di wilayah Ja.
Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan 232 Orang, Ribuan Warga Terluka
GAZA, Riautribune.com - Jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Gaza bertambah menjad.