Lewat Transportasi Rendah Karbon, APRIL Group Beli Bus Listrik Karya Anak Bangsa

Selasa, 28 Februari 2023

Electrical Vehicle Bus atau Bus Listrik yang telah dimiliki oleh APRIL Group di lingkungan kerja PT RAPP di Pangkalan Kerinci, mendukung program Pemerintah Indonesia dalam mencetuskan kendaraan rendah karbon.

Riautribune.com - Saat ini, transportasi rendah karbon semakin dilirik oleh dunia dan terkhusus Indonesia. 

Hal ini sebagai salah satu solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) serta menekan dampak perubahan iklim yang semakin nyata.

Untuk merespons perubahan iklim yang kini terlihat semakin nyata, pemerintah Indonesia pun telah menaikkan target pengurangan emisi secara mandiri dari 29 persen menjadi 31,89 persen pada 2030. 

Target pengurangan emisi dengan dukungan internasional juga dinaikkan dari 41 persen menjadi 43,20 persen.

Revisi target pengurangan emisi pada dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) tersebut dilakukan agar Indonesia bisa mencapai net zero emissions (NZE) atau emisi nol bersih pada 2060.

Adapun salah satu upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia adalah mendorong pelaku industri untuk melakukan transisi energi bersih. 

Dengan moda transportasi rendah karbon, seperti mobil ataupun bus listrik, dapat menjadi pilihan utama untuk mendukung mitigasi iklim.

Komitmen itu didukung penuh oleh swasta, salah satunya adalah APRIL Group yang merupakan produsen kertas 'PaperOne'.

Lewat unit operasionalnya, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), APRIL menambah empat bus listrik bertipe MD 12E Normal Floor (NF).

Bus listri tersebut berkapasitas 51 penumpang untuk menyediakan transportasi rendah karbon di lingkungan operasional pabrik yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.

Empat bus tersebut melengkapi dua bus yang sebelumnya telah beroperasi di kompleks RAPP.

Kedatangan enam bus ini diproduksi oleh PT Mobil Anak Bangsa (MAB), produsen bus listrik dalam negeri.

Peralihan ke kendaraan listrik yang dilakukan RAPP sejalan dengan komitmen keberlanjutan APRIL2030. 

Melalui program ini, APRIL Group berupaya mengurangi emisi karbon pada 2030 dengan berbagai upaya.

 Beberapa program di antaranya adalah dengan mengoptimalkan penggunaan sumber energi terbarukan di lingkungan pabrik.

APRIL2030 merupakan salah satu bentuk dukungan APRIL Group terhadap upaya pemerintah dalam mencapai target NZE pada 2060.

RAPP konsisten dalam mengimplementasikan komitmen sustainability (keberlanjutan) kami, termasuk dengan beralih menggunakan energi baru dan terbarukan (EBT). Kami bangga, RAPP bisa menambah 4 bus listrik dan secara total telah mengoperasikan 6 bus listrik sejak awal 2023,” kata Sihol dalam siaran pers, seperti dilansir dari aprilasia.com.

Sebagai informasi, APRIL Group telah melakukan factory acceptance test guna memastikan produksi bus listrik MAB tipe MD 12E NF telah sesuai dari sisi kualitas. 

Setiap unit bus listrik MD 12E juga telah dinyatakan lulus uji berkala oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

APRIL juga sudah memiliki charging station untuk pengisian daya bus listrik.

Dengan menggunakan bus listrik, RAPP menunjukkan kontribusinya dalam aksi mitigasi iklim.

Berdasarkan data dari MAB, penggunaan satu bus listrik dapat mengurangi emisi hingga 78,986 kilogram (kg) karbon dioksida (CO2) per tahun ketimbang pemakaian bus berbahan bakar fosil.

Tak hanya itu, penggunaan bus listrik juga membantu RAPP dalam memangkas 25,1 kg karbon monoksida (CO) dan menghilangkan keluaran limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) berupa oli bekas.

Selain menguntungkan bagi lingkungan, perusahaan atau masyarakat yang telah beralih menggunakan kendaraan listrik juga dapat merasakan manfaat nyata dari dampak ekonomi melalui penggunaan kendaraan listrik.

APRIL Grup membeli bus listrik bertipe MD 12E Normal Floor (NF) demi menyediakan transportasi rendah karbon di lingkungan operasional pabrik yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.

Pasalnya, penggunaan bus atau mobil listrik juga terbukti dapat menghemat kantong karena tidak perlu melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM). 

Dalam perhitungan RAPP, setiap satu liter BBM setara dengan 1,3 kilowatt-jam (kWh).

Dengan perbandingan harga BBM per liter sekitar Rp 10.000-13.000 dan harga listrik Rp 1.400 per kWh, penggunaan bus listrik sedikitnya sepertujuh lebih murah jika dibandingkan kendaraan berbasis BBM.

MAB sendiri merupakan satu-satunya produsen sekaligus prinsipal dalam negeri untuk kendaraan listrik berbasis baterai (KLBB). 

Sejak berdiri pada 2017, MAB juga telah mendapatkan persetujuan uji tipe dari Kemenhub untuk produksi bus listrik di Indonesia.

Selain beralih ke bus listrik, komitmen RAPP dalam mengoptimalkan penggunaan sumber energi terbarukan juga dilakukan dengan membangun panel surya untuk menggerakkan pabrik pulp dan kertas. 

Saat ini, pembangunan baru mencapai total 10 megawatt (MW) dari target 20-35 MW pada 2025. ***