Kanal

Pelatihan Petani Asal Siak Resmi Ditutup

PEKANBARU - riautribune : Petani asal Kabupaten Siak resmi mengakhiri pelatihan peremajaan kelapa sawit yang digelar oleh Lembaga Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Universitas Riau, jumat (8/10). Dikatakan Dr. Djaimi selaku ketua panitia pelaksana, menuturkan dari enam hari pelatihan peserta rata-rata mengikuti dengan cukup bagus. Pola pelatihan kelas bisa diikuti dengan cukup interaktif. Bahkan beberapa diantaranya bisa lulus dengan nilai yang cukup memuaskan.

"Petani yang mengikuti pelatihan peremajaan kelapa sawit ini, banyak bertanya tentang pola penanaman yang baik. Rata-rata mereka ingin mensiasati bagaimana mendapatkan hasil yang maksimal dan kualitas nya cukup baik. Bahkan sebagai bentuk keseriusan, kami mengundang pembicara dari Lab penelitian sawit milik PT Asian Agri," ucap Djaimi yang juga jebolan Doktor Universitas IPB.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Riau diamanahkan oleh BPDP (Badan Pengelola Dana Perkebunan) Kelapa Sawit, untuk melatih sejumlah petani kelapa sawit se Riau yang telah direkomendasikan oleh ASPEKPER.

Demikian diungkapkan oleh panitia pelaksana Dr. Djaimi Backce SP, M.Si, ketika membuka acara pelatihan yang juga dihadiri oleh Rektor UR diwakili oleh Wakil Rektor I bidang kurikulum Prof. Tamrin, dan Kepala pusat penelitian PT Tunggal Yunus (Topas) MR Ong. Pada pembukaan Mr Ong menuturkan, dirinya menitipkan pesan betul kepada para petani agar menolak tegas keberadaan bibit palsu.

Kepada wartawan Djaimi menuturkan bahwa BPDP adalah sebuah badan pemerintah yang berada di Kementrian keuangan, yang selama ini mengelola dana pajak dari sektor sawit, kini dana tersebut diturunkan dalam bentuk peningkatan kapasitas mutu produksi sawit dan pembekalan skill para petani sehingga kedepan perkebunan sawit di Indonesia bisa terus ditingkatkan kualitasnya.

“Untuk tahap ini, kami akan melatih selama enam hari kedepan sebanyak 1 kelas, atau 50 orang peserta. Selama 4 para petani dari kabupaten Siak akan dilatih materi, dan 2 hari akan dilakukan pelatihan lapangan yang di pusatkan ke PTPN V dan koperasi sebagai bagian dari peningkatan skill lapangan,”ucap Djaimi.

Sementara itu Prof Almasdi ketua LPPM UR yang diwawancarai wartawan beberapa waktu lalu menuturkan,  peluang ini hendaknya bisa dimaksimalkan oleh para petani yang juga peserta pelatihan untuk memperdalam pengetahuannya tentang sawit.  “Ini sebuah peluang emas, manfaatkan lah semaksimal mungkin untuk menggali pengetahuan. Kedepan kita berharap, lahir petani sawit yang siap menghadapi pasar ASEAN. Kedua, saya berharap pola kemitraan antara perusahaan dengan perguruan tinggi. Kami memiliki tenaga-tenaga ahli, yang siap diberdayakan untuk penelitian. Apalagi UR yang memang telah memiliki banyak doctor dibidang pertanian, hendaknya perusahaan bisa menyanding sehingga menjadi mitra yang lebih baik,” ucap Lazuardi.(ehm)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER