Kanal

Tingkatkan Produksi Minyak, Tebar Manfaat Untuk Masyarakat Riau

JUMAT pagi (25/8/2023) sekira pukul 07.30 WIB, Kapal Tanker Pangrango milik Pertamina merapat di Terminal 3 Pelabuhan Minyak PT Petamina Hulu Rokan (PHR) yang berada di Kota Dumai. Kapal yang memiliki panjang 157,5 meter dan lebar 27,78 meter ini akan memuat minyak yang dihasilkan dari Wilayah Kerja (WK) Rokan. 

Rencananya, sebanyak 70 ribu barel minyak mentah jenis Sumatran LightCrude (SLC) akan dimuntahkan ke lambung kapal yang memiliki bobot 17.500 Deadweight tone (DWT) tersebut untuk selanjutnya dibawa ke Kilang Pertamina di Plaju, Sumatera Selatan. “Kapal tanker ini sebenarnya dapat mengangkut minyak hingga 250 ribu barel, namun biasanya tidak selalu dapat diisi penuh karena disesuaikan dengan permintaan serta kondisi pelabuhan penerima,”  ujar Team Manager Dumai Operation, Achmad Ubaydillah.

Sehari sebelumnya, kapal tanker Deep Blue Pertamina juga merapat di terminal 2 Pelabuhan tersebut. Kapal tanker ini lebih besar dari pada Pangrango dengan panjang 245 meter dan lebar 44 meter serta mampu membawa satu juta barel minyak mentah. “Setiap kapal tanker yang melakukan pemuatan minyak memiliki waktu hingga 36 jam. Untuk kapal tanker Deep Blue sudah selesai melakukan loading dan sore atau malam nanti akan berangkat meninggalkan Dumai,” terang Ubay.

Dijelaskan Ubay, ada sejumlah tahapan yang harus dilalui sebelum pemuatan minyak ke dalam kapal dilakukan, dari mulai urusan administrasi sampai urusan teknis persiapan  pemuatan minyak (loading).  Salah satu hal terpenting adalah menjamin keselamatan, baik bagi petugas yang terlibat dalam pemuatan minyak ke dalam kapal maupun keselamatan lingkungan, baik lingkungan laut maupun daratan.  “Bila semua sudah dipastikan aman, barulah minyak yang tersimpan di tanki penyimpanan (Tank Farm) dialirkan ke dalam kapal,” terangnya.

Sebelum dikapalkan, minyak mentah dari lapangan disalurkan melalui sistem jaringan pipa menuju tangki penyimpan atau disebut Tank Farm yang berlokasi di Dumai. Dumai Tank Farm merupakan fasilitas yang terdiri dari bagunan gedung, tangki timbun Crude Oil sebanyak 16 unit dengan kapasitas total 5,1 juta barel, metering, dan pumping facilities. Dumai Tank Farm memiliki kegiatan utama yaitu penerimaan (filling), penimbunan, dan penyaluran (loading) Crude Oil baik untuk dikirim melalui kapal tanker atau untuk disalurkan ke kilang (refinery) Dumai untuk diolah menjadi minyak matang. 

Dalam mendukung kegiatannya tersebut, Dumai Tank Farm terhubung dengan sistem perpipaan untuk penerimaan Crude Oil sepanjang 441 km dan sistem perpipaan untuk penyaluran Crude Oil ke pelabuhan (loading lines) sepanjang 26 km. Crude Oil yang diterima dari sistem perpipaan tersebut ditampung dan disimpang dalam tangki timbun yang terletak di area dumai Tank Farm. Operasi penimbunan dilakukan dengan ketat dan diawasi oleh kontrol room untuk mencegah adanya penerimaan (overfilling ) yang melebihi kapasitas tangki timbun yang tersedia. Terdapat sistem deteksi termasuk alarm untuk mencegah terjadinya overfilling tersebut.

Menurut Ubay, pemuatan minyak ke dalam kapal merupakan bagian akhir dari rangkaian kegiatan Upstream Subholding yang dilakukan PT Pertamina Hulu Rokan  (PHR) sebagai anak perusahaan  PT Pertamina (Persero).  Sebelum minyak dibawa ke unit pengolahan, ada proses yang sangat panjang untuk dapat mengeluarkan minyak bumi ke permukaan. Sebuah kerja besar yang melibatkan puluhan ribu orang dan investasi triliunan rupiah.

Membidik Minyak Nonkonvensional

Sejak mengelola Wilayah Kerja Rokan menggantikan operator lama, PT Chevron Pacific Indonesia, perusahaan plat merah PT PHR langsung tancap gas menggenjot produksi minyak di Blok Rokan yang usianya sudah hampir menjelang satu abad. Perawatan sumur-sumur lama dan pengeboran sumur-sumur baru secara massif dilakukan. Sepanjang 2023, PHR telah mengebor sebanyak 825 sumur dan 84 rig pengeboran yang aktif. Sebanyak 40.000 tenaga kerja, baik karyawan PT PHR maupun kontraktor terlibat dalam ‘gawean’ ini.

EVP Upstream Bussines PT PHR,  Edwil Suzandi menjelaskan, perawatan sumur lama dan pengeboran sumur baru wajib dilakukan jika tidak ingin produksi minyak WK Rokan terus menurun. Berdasarkan data dan prediksi para ahli perminyakan, penurunan produksi minyak di WK Rokan mencapai 11 persen pertahun jika tidak dilakukan intervensi sama sekali.

“Karena itu sejak alih kelola, Pertamina berusaha keras untuk meningkatkan produksi WK Rokan dengan mengebor sumur-sumur baru demi mengamankan kesediaan energi nasional,” kata Edwil saat berdiskusi dengan sejumlah jurnalis, di Duri, Kamis (24/8/2023).

Bahkan, untuk memperoleh hasil yang lebih besar, kata Edwil, PHR melakukan tajak perdana sumur minyak baru Nonkonvensional di Lapangan Gulamo, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Kamis (27/7/2023). Dalam melakukan studi evaluasi potensi (teknis) MNK Rokan, PHR melakukan kerja sama dengan perusahaan internasional yang telah terbukti berhasil mengusahakan dan mengembangkan sumber daya MNK di Amerika Serikat. 

Disebut Nonkonvensional karena sumur yang dibor sangat dalam, yakni mencapai mencapai 8.559 kaki atau sekitar 3 kilometer dari permukaan bumi. “Selain itu investasi yang dikeluarkan sangat besar. Operasi pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo rencananya akan menggunakan rig PDSI #42.3/N1500-E berukuran besar dengan tenaga 1,500 horsepower (HP). Untuk biaya satu rig saja kita harus keluarkan uang sebesar USD 80 ribu perhari,” ungkapnya.

Potensi Minyak Nonkonvensional (MNK)  di WK Rokan diyakini masih sangat besar, yakni mencapai 1,28 miliar barel minyak. PT PHR, kata Edwil, berusaha menggali potensi yang besar itu dengan melakukan pengeboran sumur baru. “Selama ini ibaratnya kita mengumpulkan ‘ikan-ikan teri’ karena hanya mengumpulkan minyak yang jumlahnya tidak terlalu banyak dari sumur-sumur ‘mature’ yang usianya sudah puluhan tahun, karena itu kita coba untuk menangkap ‘ikan kakap’ dengan menajak sumur baru nonkonvensional,” ujarnya.

Untuk diketahui, MNK adalah hidrokarbon yang terperangkap pada batuan induk (shale oil/gas) tempat terbentuknya hidrokarbon atau batuan reservoir klastik berbutir halus dengan permeabilitas (kemampuan bebatuan untuk meloloskan partikel) rendah. Migas ini hanya akan bernilai ekonomi apabila diproduksikan melalui pengeboran horizontal dengan teknik stimulasi multi-stage hydraulic fracturing.

Upaya untuk meningkatkan produksi juga dilakukan PHR dengan menerapkan inovasi dan implementasi teknologi. Seperti diketahui, PHR memiliki fasilitas pusat kendali operasional dan big data yang dapat memantau kegiatan di lapangan secara real time. Fasilitas bernama Digital & Innovation Center (DICE) itu berperan dalam mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.

“PHR juga memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) untuk pengaturan jadwal perawatan ulang (workover) sumur secara otomatis, perencanaan pergerakan rig yang lebih optimal dan efisien, identifikasi kinerja pompa yang sudah tidak optimal, analisis dan pengukuran aliran minyak agar produksi optimal, serta pemantauan jarak jauh dan saling terintegrasi untuk kondisi tekanan fluida di dalam sumur minyak,” terang Edwil.

Kerja keras semua lini di PT PHR ternyata tak mengecewakan. Tren positif kenaikan produksi PHR sudah terlihat sejak akhir Juli 2023, di mana angka tertinggi berturut-turut di antaranya 167.645 BOPD pada 31 Juli 2023, kemudian 168.730 BOPD pada 1 Agustus 2023, berlanjut 167.034 BOPD pada 2 Agustus 2023 dan 169.282 BOPD pada 7 Agustus 2023.

“Alhamdulillah, puncaknya pada peringatan dua tahun alih kelola Blok Rokan dan HUT Riau, produksi PHR di Blok Rokan mencapai angka 172.710 ribu BOPD, Ini merupakan angka tertinggi sejak alih kelola dan juga insyaAllah menjadi angka produksi migas tertinggi di Indonesia saat ini," ujarnya.

Menebar Manfaat  untuk Masyarakat

Kesuksesan PT. PHR meningkatkan produksi minyak di WK Rokan tak hanya dirasakan Pertamina saja, tetapi juga masyarakat Riau.  Menurut Corporate Secretary PHR WK Rokan, Rudi Ariffianto, PHR juga aktif meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat Riau lewat berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang menyasar pada 4 pilar utama, yakni pendidikan, kesehatan, lingkungan dan ekonomi. Kegiatan TJSL ini mendukung prioritas pembangunan pemerintah daerah maupun pemerintah pusat melalui RPJMD maupun RPJMN.

Di bidang pendidikan, PHR mengadakan program Beasiswa Prestasi untuk jenjang Sarjana dan Pascasarjana . Untuk jenjang S-1 sebanyak 10 putra-putri terbaik Riau mendapat beasiswa penuh kuliah di Universitas Pertamina di Jakarta. Sedangkan jenjang S-2 diberikan kepada 2 orang anak Riau terbaik untuk kuliah jurusan perminyakan di Amerika Serikat (AS). Tak hanya itu, PHR juga memberikan 93 beasiswa untuk Suku Sakai yang merupakan salah satu satu asli yang ada di Riau.

PT PHR, jelas Rudi, juga telah menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan lima perguruan tinggi di Riau. Ruang lingkup kemitraan dan kerja sama dengan lima perguruan tinggi ini meliputi, peningkatan kualitas sumber daya manusia dengan memajukan pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, persiapan dan penyusunan perbaikan akreditasi Program Studi, serta membuka peluang bagi mahasiswa dan staf pengajar di perguruan tinggi untuk berpartisipasi dalam kegiatan TJSL PHR.

PHR juga telah meluncurkan Program Penguatan Ekosistem Vokasi (keahlian terapan) yang menyasar angkatan kerja muda dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai peserta. Program Penguatan Ekosistem Vokasi PHR dimulai dengan kegiatan kolaborasi bersama Pemkab Rokan Hilir (Rohil) berupa pelatihan keterampilan komputer, bahasa Inggris, dan menjahit. Selain itu, PHR mengadakan pelatihan dan sertifikasi bidang operator kesehatan dan keselamatan kerja (OK3) migas yang menargetkan sekitar 30 peserta dari wilayah operasi PHR Wilayah Kerja (WK) Rokan, dengan dukungan Dinas Tenaga Kerja Provinsi.

Di bidang kesehatan, PHR gencar melakukan program pencegahan stunting kepada 3.300 penerima manfaat. “Program pencegahan stunting PHR selaras dengan program pemerintah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional/Daerah tahun 2019-2024,” ujarnya.

Di bidang lingkungan, berbagai upaya dilakukan PHR, salah satunya yakni program Konservasi Gajah dan Argoforestri dan Desa Energi Berdikari. Lewat program Konservasi Gajah dengan Pendekatan Agroforestri, PHR bersama dengan mitra pelaksana, Rimba Satwa Foundation, sukses mengatasi 352 konflik gajah dan manusia, mendata sekaligus memusnahkan 193 ancaman berupa jerat, dan melindungi habitat gajah Sumatera sampai dengan tahun 2023 ini.

PT PHR juga banyak melakukan program pengembangan ekonomi dan UMKM di Provinsi Riau dengan menggandeng sejumlah institusi. Bekerja sama dengan Politeknik Negeri Bengkalis, PHR berhasil memberikan pelatihan dan pendampingan kepada sekitar 400 pelaku UMKM di sekitar area operasional PHR. Kemudian bersama Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau, PHR menghadirkan gerai UMKM di Desa Wisata Koto Mesjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kampar, Riau. Gerai UMKM ini selanjutnya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Desa Koto Mesjid.

“Program TSJL di bidang ekonomi ini telah menjangkau lebih 300 UMKM yang tersebar di 12 kabupaten/kota di Riau dan lebih dari 75 penggiat UMKM ini adalah kaum wanita yang berperan meningkatkan perekonomian keluarga,” jelas Rudi.

Program bantuan di bidang ekonomi ini, jelas Rudi, dirancang PHR dengan menganut model suistainability atau berkesinambungan. Para pelaku UMKM akan dibimbing agar usahanya terus meningkat sehingga pada akhirnya dapat mandiri serta dapat memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat sekitarnya. 

Atas komitmennya menebar manfaat bagi masyarakat Riau, PT PHR pun mendapat banyak apresiasi dan penghargaan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan sejumlah institusi. Atas inisiasi dalam pengembangan program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) dalam mengembangkan program yang berfokus pada bidang Biodiversity Conservation dan Economic Empowerment, PT PHR menerima Indonesia Social Responsibility Award 2023 pada bulan Juni lalu.

Di bulan yang sama, PHR juga menerima anugerah Corporate Social Responsibility (CSR) dan Pembangunan Desa Berkelanjutan (PDB) Award 2022 Kategori Perak untuk dukungan terhadap program TJSL Desa Wisata Kampung Patin, Desa Koto Mesjid, di Kabupaten Kampar, Riau. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar dengan disaksikan Wakil Presiden Republik Indonesia Prof. Dr. K.H. Ma'ruf Amin.

Di ajang CSR Outlook 2023, PT PHR meraih dua penghargaan prestisius. Penghargaan ini diberikan karena PHR dinilai berkontribusi pada bidang pendidikan dan lingkungan lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). PHR juga menerima penghargaan dari Pemerintah Provinsi Riau dan beberapa Kabupaten/kota, atas kontribusinya yang sangat besar dalam mensukseskan program Stunting di Riau.***



 

 

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER