Kanal

Pupuk Organik NW88, Kian Diminati Petani Sawit Riau

Pekanbaru - Penggunaan pupuk organik di kalangan petani akhir-akhir ini semakin berkembang . Selain dapat menjadi solusi akibat tingginya harga pupuk kimia, kualitas pupuk organik saat ini juga semakin dapat diandalkan untuk mendongkrak produksi petani, khususnya Sawit. Demikian disampaikan oleh, Analis Senior Laboratorium P3IN Kampus UNAND Padang, Dahlia saat mengenalkan produk Pupuk Organik NW88

  “Pupuk organik juga bisa membuat tanaman berumur panjang, memulih?an hara tanah, berbuah lebat dan buahnya disukai pabrik, karena memiliki rendemen (kuantitas) tinggi. Hal inilah kemudian dalam penelitian dan penelusuran kami di lapangan, bahwa pupuk NW 88 kian diminati oleh petani sawit, produksi tanda buah segar semakin maksimal,”Ucapnya kemarin ketika diwawancarai media di Riau.

   Meski banyak yang telah menggunakan pupuk organik, namun sebagian besar petani belum memahami bagaimana mengarahkan kepada fungsi dan kegunaan pupuk organik tersebut. Sebab setiap pupuk organik yang berasal dari kotoran hewan itu memiliki  fungsi dan kandungan kimia yang berbeda untuk tanaman. Seperti kotoran ayam, banyak petani menggunakan untuk semua tanaman. Padahal kotoran ayam berfungsi untuk daun, bukan ke buah. Karena itu kotoran ayam cocoknya untuk tanaman muda seperti untuk tanaman sayuran, Sawi, Seledri dan tanaman daun lainnya. 

Sementara, ada juga kotoran hewan itu cocok untuk untuk umbi-umbian dan buah. Seperti Kelapa Sawit, Ubi, Cabe, Padi, Jagung maupun tanaman berbuah lainnya. Pemahaman masyarakat tentang penggunaan pupuk ini harus dikembangkan. Agar petani  bisa melakukan pemupukan tepat sasaran dan memperoleh panen yang melimpah. Untuk membantu petani dalam masalah itu, produk Pupuk Organik NW88, sudah memproduksi pupuk organik yang berfungsi untuk semua tanaman keras dan lunak. Terutama untuk tanaman tua, seperti Kelapa Sawit dan tanaman muda seperti sayur-sayuran. Dalam pemupukan setiap jenis tanaman, hanya takaran saja yang dibedakan. 

   Seperti untuk Padi digunakan sekitar 200 kilogram per hektar. Kandungan unsur Pupuk Organik NW88 lebih tinggi dari pupuk kimia. Bahkan lebih tinggi dari  Standar Nasional Indonesia (SNI). Sementara bahan baku NW88 murni dari  bahan organik seperti kotoran hewan dan bahan alami lainnya. Seperti kotoran Kambing, Sapi, Walet/Kelelawar, Puyuh, kencing Sapi, Kambing dan bahan alam lain dengan total bahan baku sebanyak 14 macam. 

   Berdasarkan hasil uji Laboratorium P3IN Universitas Andalas (UNAND) Padang, Pupuk  NW88 memiliki komposisi kandungan sebagai berikut: PH 8,160%, KA 37,198%, KKA 1,372%, N.Total 4,282%, P.Total 26,573%, K.Total 3,491%, C.Organik 12,287%, B.Organik 21,184 dan C/N 6,018%. 

"Saya bersama tim sudah ada belasan kali melakukan pengujian terhadap bahan baku NW88, namun hasilnya tetap tinggi. Kemudian, saya bertugas lebih dari 30 tahun menjadi penguji di labor, dan saat ini lah saya menemukan tingkat kekentalan organik yang bagus. Jika dibandingkan dengan standar SNI, untuk Phospat (P.Total) hanya 10-20 persen, sementara NW88 memiliki 26,573 persen," kata Analis Senior Laboratorium P3IN Kampus UNAND Padang, Dahlia.  Asisten Kepala (Askep) salah satu perusahaan Kelapa Sawit terbesar di Indonesia Ari mengatakan, kalau dilihat dari komposisi Pupuk Organik NW88, unsur utama paling besar yaitu Phospat (Pembuahan). Untuk tanaman Kelapa Sawit akan mempercepat pembentukan bunga betina dan pembentukan banyak tandan. 

  Bahan organiknya tinggi, sehingga cocok untuk tanah jenis pasir. Kemudian PH pupuk juga tinggi, maka bisa menetralkan tanah jenis gambut yang PH tanahnya rendah, tanpa penggunaan dolomit. Dan Pupuk NW88 sangat bagus membentuk perkembangan akar baru serta memperkuat akar tanaman. 

"Saya sangat tertarik melihat komposisi yang dimiliki oleh Pupuk Organik NW88. Karena pupuk ini cocok untuk tanaman jenis tanah gambut dan pasir. Unsur utama yang paling tinggi adalah kandungan fosfat, sehingga mempercepat pembentukan bunga betina dan tandan baru," kata Ari, saat menanggapi komposisi NW88. 

  Salah seorang pengguna, Imam Wahyudi warga Duri, Riau mengatakan, sebelumnya ia menggunakan pupuk kimia. Diakui reaksinya memang cepat (Instan), akan tetapi menyebabkan tanah kering (rilis)

 

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER