Kanal

Kongres Umat Islam Digelar di Medan, Din Syamsuddin Bicara Revolusi

MEDAN - Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin membahas soal revolusi dalam pertemuan Kongres Umat Islam di Medan. Menurutnya, Indonesia perlu ditata kembali karena perekat persatuan bangsa mulai runtuh.

Hal itu disampaikan Din saat menjadi keynote speaker di Asrama Haji Medan kemarin. Selain membahas soal revolusi, Din juga menyinggung jalur lain yang konstitusional untuk menata ulang Indonesia.

"Ada beberapa opsi kawan-kawan saya sebagian hadir di tempat ini antara lain Bang Eggi Sudjana. Mereka mengajukan jalan revolusi. Untuk menata ulang Indonesia, sudah dicoba berbagai jalan (tapi) tidak mempan. Maka bagi mereka tersisa jalan revolusi," kata Din, Jumat (26/8), kemarin.

Dia mengatakan sebagian masyarakat masih menginginkan perjuangan lewat jalur konstitusional untuk mengubah struktur ketatanegaraan Indonesia. Sementara itu, ada juga ormas Islam yang berjuang lewat jalur kebudayaan mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Pada hemat saya semuanya saling melengkapi. Bata-bata kemerdekaan sudah mulai runtuh, berarti bata-bata kebangsaan kita sudah banyak yang rapuh, berarti semen perekat dari bangsa ini sudah mulai runtuh. Oleh karena itu kita perlu menata kembali," ucapnya.

Dia kemudian menanyakan kepada peserta kongres yang hadir di sana terkait jalan revolusi atau melalui parlemen.

"Yang setuju dengan mazhabnya Bang Eggi Sudjana dan kawan-kawan adalah revolusi, angkat tangan? Ada 20 persen. Yang menginginkan tetap lewat jalur konstitusi berjuang dan berjihad di parlemen sana ada yang menyetujui? Sedikit ya," kata Din disambut tepuk tangan peserta.

Mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ini berharap Kongres Umat Islam di Sumut menjadi pangkal gerakan untuk menggalang persatuan dan kesatuan.

Menurutnya, menata kembali Indonesia harus dilakukan dengan mengembalikan Pancasila dan UUD 1945 yang telah disepakati pendiri bangsa pada 18 Agustus 1945.

"Maka peristiwa sore ini menjadi titik bagi kita untuk menyatukan umat Islam untuk Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, aktivis sekaligus advokat Eggi Sudjana menanggapi pernyataan Din Syamsuddin terkait jalan revolusi untuk menata Indonesia.

"Saya surprise Din Syamsuddin menyatakan kalau mau jalur revolusi lewat Eggi Sudjana. Padahal tahu dari mana begitu, itukan cuma ucapan-ucapan. Karena ada suatu kesan nanti enggak bagus. Seolah-olah jalur revolusi tidak konstitusional," ujar Eggi.

Menurutnya, masyarakat menginginkan perubahan dengan cara konstitusional, termasuk jalur revolusi itu sendiri'

"Bahwa perubahan yang kita harapkan kan pengin cepat, kan perubahan cepat itu namanya revolusi. Tapi caranya tetap konstitusional," ucapnya.

Dia menjelaskan sejarah Orde Baru tumbang karena Presiden Soeharto mengundurkan diri, bukan karena demonstrasi mahasiswa. Menurutnya, pengunduran diri presiden itu konstitusional.

Eggi pun berharap Presiden Joko Widodo mengikuti cara Soeharto yang mengundurkan diri.

"Kita berharap lewat Kongres Umat Islam kita nasehati Jokowi dengan baik, kita harap dia tahu diri, mengundurkan diri seperti Soeharto. Jelas, enggak? Konstitusional, enggak? Jangan dibilang revolusi tidak konstitusional, " kata Eggi.

Kongres Umat Islam kedua ini digelar selama tiga hari mulai 26-28 Agustus 2022 di Asrama Haji Medan. Kegiatan tersebut diklaim untuk menyatukan umat Islam agar turut serta menata masa depan Indonesia.

Kegiatan itu mengundang sejumlah tokoh nasional antara lain Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti, eks Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin, eks Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva. Kemudian eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo, ahli hukum tata negara Refly Harun, Eggi Sudjana dan lainnya.*

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER