Kanal

Waspada, Serangan Jantung, Strok, Hingga Diabetes Tipe 2 Bisa Terpicu oleh Kurang Tidur

JAKARTA, Riautribune.com - Apakah Anda sering mengalami gangguan tidur yang bikin tetap terjaga selama berjam-jam hingga larut malam? Berusahalah untuk mengatasinya. Sebab, insomnia ternyata bisa memicu komplikasi yang mematikan, seperti strok hingga serangan jantung.

Dilansir laman The Sun, Selasa (12/4/2022), bahaya hidup dengan insomnia telah ditunjukkan berkali-kali dalam penelitian. Seiring waktu, kurang tidur dapat membuat orang sulit menjalani hidup sehat, karena kurangnya motivasi untuk makan makanan yang cukup bergizi atau berolahraga.

Di samping itu, kurang tidur tampaknya juga menyebabkan perubahan dalam fisiologi tubuh. Misalnya dengan meningkatkan tekanan darah dan kadar gula darah.

Masalah jantung

Insomnia telah dikaitkan dengan perkembangan masalah jantung. Orang dengan kecenderungan genetik terhadap insomnia berisiko lebih tinggi terkena penyakit arteri koroner, gagal jantung, dan strok, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Circulation American Heart Association pada 2019.

Sementara itu, penelitian lainnya di China menemukan orang dengan ketiga gejala insomnia 18 persen lebih mungkin mengalami strok atau penyakit jantung daripada mereka yang tidak memiliki gejala. Temuan tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Neurology.

Risiko insomnia tidak berhenti di situ. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada April 2022 menunjukkan setengah dari mereka yang pernah mengalami serangan jantung mengalami insomnia.

Ini memperburuk kemungkinan memiliki masalah terkait jantung lain yang progresif. Studi tersebut mengamati 1.068 pasien rata-rata 16 bulan setelah serangan jantung dan prosedur untuk membuka arteri yang tersumbat.

Strok

Gagal mendapatkan tidur yang cukup juga dapat meningkatkan kemungkinan strok. Para ilmuwan dari McMaster University, Kanada, memantau kesehatan 116.632 orang dewasa selama delapan tahun setelah menanyai mereka tentang tidur mereka.

Selama waktu itu, 4.381 meninggal dan 4.365 lainnya menderita masalah kardiovaskular utama, seperti serangan jantung atau strok. Temuan 2018 menunjukkan tidur kurang dari enam jam sehari meningkatkan risiko sebesar sembilan persen.

Namun, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian lain, terlalu banyak tidur juga berisiko. Penelitian menunjukkan tidur sembilan hingga sepuluh jam meningkatkan risiko serangan jantung atau strok sebesar 17 persen.


Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) juga dikenal sebagai "silent killer" karena tidak memiliki gejala. Pada 2015, peneliti mempelajari 200 penderita insomnia kronis lalu membandingkan tidur dan tekanan darah mereka dengan 100 orang tanpa kondisi tersebut.

Orang dengan insomnia kronis yang membutuhkan waktu lebih dari 14 menit untuk tertidur saat tidur siang memiliki risiko tiga kali lipat terkena tekanan darah tinggi. Tekanan darah tinggi itu sendiri dapat menyebabkan masalah mematikan, seperti strok atau serangan jantung, dan karena itu dapat menjelaskan risiko ini bagi penderita insomnia.


Diabetes tipe 2

Para peneliti di University of Bristol menemukan orang yang sulit tidur atau sukar tidur pulas memiliki kadar gula darah lebih tinggi daripada orang yang jarang mengalami masalah tidur. Ini bisa memainkan peran langsung dalam perkembangan diabetes tipe 2. 

Risiko itu terungkap dari penelitian terhadap lebih dari 336.999 orang dewasa Inggris. Diperkirakan, 27 ribu orang dewasa di Inggris dengan insomnia bisa bebas dari diabetes jika kondisi tidur mereka ditangani, klaim studi yang diterbitkan pada April 2022 tersebut.

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER