Kanal

Perang Rusia - Ukraina Turut Pengaruhi Kenaikan Harga Sawit di Riau

PEKANBARU, Riautribune.com - Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Defris Hatmaja menyebutkan, ada beberapa hal yang menyebabkan naik harga sawit Provinsi Riau hingga pecah rekor tertinggi di Indonesia.

Defris menyebutkan, kenaikan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Disebutkannya, dari sisi faktor internal, naiknya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikkan harga jual CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.

Dirincikannya, untuk harga jual CPO, PT. PN V mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 1.200,32/Kg dari harga minggu lalu, Sinar Mas Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp 1.085,00/Kg dari harga minggu lalu, PT. Asian Agri mengalami kenaikkan sebesar Rp. 1.041,28/Kg dari harga minggu lalu.

"Sedangkan untuk harga jual Kernel, Astra Agro Lestari Group pada periode ini sebesar Rp. 13.300/Kg sedangkan minggu lalu tidak ada penjualan. Asian Agri Group pada periode ini sebesar Rp. 13.120/Kg sedangkan minggu lalu juga tidak ada penjualan," ujar Defris, Rabu, 2 Maret 2022.

Sementara dari faktor eksternal, lanjutnya, harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melonjak karena diselimuti banyak sentimen positif. Harga CPO di bursa berjangka Malaysia tercatat MYR 6.156/ton, naik 3,18% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

"Harga minyak mentah jenis brent tercatat US$ 102,03/barel, melonjak 4,19% dibandingkan posisi akhir pekan lalu. Sementara minyak mentah jenis light sweet (WTI) tercatat US$ 96,4, melesat 5,25% dibandingkan posisi akhir pekan lalu," jelasnya.

CPO merupakan salah satu bahan baku untuk pembuatan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif pengganti fossil fuel. Oleh sebab itu wajar jika pergerakan harga CPO cenderung senada dengan harga minyak mentah. Saat harga minyak mentah melambung, harga CPO akan mengikuti.

Di sisi lain, pasokan minyak nabati global juga terancam menipis dengan kisruh Rusia-Ukraina. India sebagai importir minyak nabati global sampai harus mencari eksportir baru di luar Rusia, Ukraina dan Indonesia.

Indonesia sebagai produsen terbesar sawit tengah mengupayakan adanya kebijakan Domestic Market Obligation (DMO). Dengan adanya kebijakan tersebut, maka potensi pasokan ekspor CPO Indonesia ke pasar global bisa berkurang.

"Terakhir sentimen positif datang dari Negeri Jiran. Melansir Reuters, ekspor produk minyak sawit Malaysia mengalami kenaikan 25,1% secara month on month (mom) selama 1-25 Februari menjadi 1,09 juta ton," tandasnya. (M. Iqbal)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER