Kanal

Dalangi Penyerangan ke Pihak Lapas, Napi Narkoba Kucurkan 80 Juta

PEKANBARU, Riautribune.com - Kasus pelemparan rumah dinas Kadivpas, Maulidi Hilal dan pembakaran mobil dinas Kepala Keamanan Lapas kelas IIA Pekanbaru, ternyata didalangi oleh warga binaan lapas.

Hal tersebut diungkap dalam konferensi pers yang digelas Polda Riau di halaman belakang Mapolda di jalan Patimura pada Selasa (25/1/2022).

Sebelumnya, Kapolda Riau, Irjen Pol M Iqbal telah membuka konferensi tersebut yang didampingi oleh Dirjenpan Kemenkumham, Reinhard Silitonga, namun dikarenakan kewajiban tugas, Reinhard harus segera kembali ke Jakarta dan diantarkan oleh Kapolda Riau menuju Bandara.

Acara konferensi pers pun dilanjutkan oleh Kabid Humas Polda Riau, Kombes Pol Sunarto dan Direskrimum Polda Riau, Kombes Pol Teddy Ristiawan.
 


Pada konferensi tersebut, dipaparkan kronologis yang disisasati oleh Riko Silalahi, selaku dalang dari pelemparan rumah dinas Kadivpas, Maulidi Hilal dan pembakaran kendaraan dinas Kepala Keamanan Lapas kelas IIA Pekanbaru, Effendy Purba.

Berdasarkan pemaparan Sunarto dan Teddy, menyampaikan kepada awak media bahwa, Riko Silalahi adalah warga binaan Lapas kelas IIA Pekanbaru, terkait kasus yang diberatkan padanya selaku pengedar narkoba.

"Otak pelaku adalah Riko Silalahi, warga binaan lapas dalam kasus pengedar narkoba. Dia mengatur rencana dan mengendalikan tujuh pelaku lain yang berada di luar lapas," ulang Sunarto.

Ia juga menjelaskan bahwa pelaku mengatur kaki tangannya untuk menyerang rumah dinas Kadivpas dan kendaraan dinas Kepala Keamanan Lapas IIA Pekanbaru, dikarenakan unsur sakit hati.

"Setelah penyelidikan, dibekuk lah tujuh pelaku dan setelah pengembangan, didapati lah otak pelaku ini (Riko Silalahi). Dari hasil interogasi terhadap otak pelaku, dia mengakui melakukan hal tersebut dikarenakan sakit hati, dulunya pernah handphonenya ditangkap saat razia di lapas dan sampai sekarang tidak dikembalikan," jelas Sunarto.

Setelah diminta keterangan bagaimana cara otak pelaku hingga bisa melakukan penyerangan di luar lapas, Sunarto menjelaskan bahwa Riko Silalahi membayar kaki tangannya, termasuk mantan aparat yang telah dipecat.

"Riko berhasil menghubungi kaki tangannya di luar lapas dan berani membayar hingga 80 juta rupiah untuk melampiaskan sakit hatinya," ucap Sunarto.

Untuk jumlah uang yang cukup besar tersebut, setelah riautribune menanyakan dari mana asal dana dan alirannya tersebut, Sunarto dan Teddy memaparkan asal usul dana itu.

"Mungkin dari hasil penjualan narkoba dia (Riko Silalahi) yang berhasil mentransfer ke kaki tangannya," tutup mereka. (Reynold)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER