Kanal

Hati-hati, Sering Marah Ternyata Dapat Picu Stroke

JAKARTA, Riautribune.com - Ketika emosi keluar, untuk mengendalikannya sering menjadi hal sulit. Namun, jika mengalami serangan kemarahan yang intens, bisa jadi dapat memberikan efek buruk bagi kesehatan.

Sebuah studi baru menunjukkan hal itu dapat meningkatkan risiko stroke. Stroke merupakan kondisi darurat yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Ini mengurangi jumlah darah di otak dan dapat menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan yang serius. Tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes merupakan penyebab stroke.

Untuk itu, sebuah studi baru di Irlandia mencoba mengetahui apakah kemarahan atau gangguan emosional dapat memiliki hubungan dengan stroke. Melansir First for Women, para peneliti mengamati lebih dari 13.000 kasus penderita stroke akut dan melihat apakah ada pemicu umum. Menariknya, satu dari setiap 11 penderita melaporkan pernah mengalami episode kemarahan yang intens pada jam-jam menjelang stroke.

Penulis menyimpulkan sangat marah dapat menyebabkan risiko stroke 30 persen lebih tinggi. Salah satu pemimpin penelitian, Martin O’Donnell, mengatakan beberapa cara terbaik untuk mencegah stroke adalah dengan mempertahankan gaya hidup sehat, mengobati tekanan darah tinggi, dan tidak merokok.

"Tetapi, penelitian kami juga menunjukkan hal lain, seperti episode kemarahan atau kesal, meningkatkan risiko jangka pendek," kata dia.

Lantas, bagaimana cara mengurangi kemarahan atau kekesalan? Mempelajari cara menghadapi serangan kemarahan yang intens tidak hanya baik untuk kesehatan mental tetapi juga dapat menurunkan risiko stroke.

Psikolog Deborah Cox merekomendasikan bersandar pada kemarahan untuk mencari tahu dari mana asalnya. Karena emosi sering bermanifestasi sebagai perasaan fisik, dari sakit kepala hingga sesak di dada, Cox menyarankan untuk menemukan di mana kegelisahan ini pertama kali muncul di tubuh.

"Letakkan tangan di atas bagian tubuh itu dan bernapas. Tanyakan pada diri sendiri, ‘Jika saya bisa berbicara jujur tentang apa yang dirasakan, apa yang akan saya katakan?" kata Cox, seraya menambahkan begitu banyak yang berurusan dengan emosi yang kompleks ini. "Ketika mulai memilikinya, Anda mendapatkan kembali sebagian dari diri," katanya.

Selain bertanya kepada diri sendiri, Anda juga dapat melakukan meditasi. Meditasi bisa membantu rileks dalam hitungan menit. Apapun yang dilakukan, temukan kenyamanan dengan mengetahui bahwa mempelajari cara menenangkan diri baik untuk kesehatan, baik secara fisik maupun mental.

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER