JAKARTA, Riautribune.com - Dompet digital atau uang elektronik mulai menjadi pilihan metode transaksi di masyarakat. Selain lebih mudah untuk transaksi online hingga belanja, insentif yang ditawarkan oleh beberapa penerbit layanan dompet digital juga cukup menggiurkan.
Data dari Bank Indonesia mencatat transaksi ekonomi dan keuangan digital pada Juli 2021 terus tumbuh seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat untuk berbelanja secara daring. Nilai transaksi uang elektronik (UE) meningkat 57,71% (yoy) atau mencapai Rp 25,4 triliun.
Namun di balik segala kemudahannya, dompet digital atau uang elektronik juga memiliki kekurangan yang harus diperhatikan. Salah satu yang acap kali terjadi adalah pembobolan akun dompet digital yang menyebabkan hilangnya saldo dompet digital.
Lalu bagaimana cara untuk menghindarinya? Berikut ini adalah beberapa caranya seperti yang dikutip dari CNN Indonesia.
Bikin Anggaran Bulanan
Hal pertama yang harus dilakukan agar saldo dompet digital tak kebobolan adalah membuat anggaran bulanan yang disebut bisa memberikan beberapa keuntungan, antara lain mengontrol dan membuat penggunanya tidak kebablasan dalam menggunakan uang elektronik.
Perencanaan anggaran juga dibuat untuk memastikan tidak ada saldo mengendap di dompet digital, sehingga memungkinkan penggunanya terbebas dari pembobolan dan pencurian saldo.
Jangan Barbar Ketika Top Up
Cara kedua adalah dengan tidak berlebihan ketika isi saldo atau top up seperlunya. Walaupun setiap pengguna memiliki budget yang sudah ditentukan, tapi alangkah baiknya untuk menyiapkan anggaran bulanan dengan mengisi saldo secukupnya. Hitung-hitung juga sekalian berhemat bukan?
Catat Semua Biaya Top Up
Seringkali pengguna tidak mencatat biaya top up dompet digital, padahal hal ini penting dilakukan untuk menjaga arus keuangan. Mencatat biaya top up harus dilakukan untuk meminimalisir pengisian saldo dalam jumlah kecil yang berpotensi membludak ketika dijumlahkan.
Coba Hindari Penggunaan Fasilitas Kredit
Langkah selanjutnya, cobalah untuk menghindari fasilitas jasa kredit atau cicilan berkala. Meski menggiurkan fasilitas ini malah bisa menjadi bumerang bagi pengguna yang berperilaku konsumtif. Namun, bila terpaksa maka lihat dulu kondisi keuangan. Jangan terlalu dipaksakan bila kemampuan finansialnya masih kurang baik atau digunakan untuk membeli atau membayarkan hal yang kurang penting.
Pastikan E-Wallet Terproteksi
Paling penting adalah pastikan layanan E-Wallet yang dipilih terproteksi dengan baik. Sering-seringlah mengganti password dan juga memberikan proteksi maksimal, seperti memakai autentikasi 2 arah dan juga tidak membagikan One Time Password (OTP) kepada orang lain.
Agar lebih aman, pilihlah layanan E-Wallet yang terpercaya seperti GoPay. Sebab, GoPay memiliki program Jaminan Saldo Kembali yang akan melindungi penggunanya dari kerugian dan memastikan saldonya terproteksi dengan baik.
Program Jaminan Saldo Kembali dapat mengatasi masalah kehilangan saldo GoPay karena penyalahgunaan akun Gojek di luar kendali pengguna. Terdapat perlindungan ekstra pada program ini yang dapat mengembalikan saldo yang hilang.
Ada beberapa kasus yang menjamin saldo GoPay dikembalikan kepada penggunanya, antara lain serangan brute force yang diakibatkan pengambilalihan akun Gojek/GoPay secara paksa. GoPay juga menjamin pengembalian saldo bila penggunanya kehilangan ponsel atau phone loss yang terhubung ke akun Gojek/GoPay.
Untuk mengklaim pengembalian saldo GoPay, ada beberapa langkah yang harus dilakukan penggunanya.
? Di halaman beranda aplikasi Gojek, klik 'Eksplor'.
? Periksa menu 'Plus'.
? Klik 'Jaminan Saldo GoPay Kembali'.
? Klik tombol 'Ajukan Klaim'.
? Isi formulir dengan lengkap untuk mempercepat proses investigasi.
? Cek progres proses klaim melalui My Tickets di halaman beranda aplikasi Gojek.
GoPay yang diawasi oleh Bank Indonesia pun akan melindungi penggunanya dari kerugian dan memastikan saldo aman dengan program Jaminan Saldo Kembali. Jadi, jangan ragu untuk menggunakan GoPay karena jutaan pengguna sudah #AmanBersamaGoPay.