pilihan +INDEKS
BMKG Deteksi 20 Titik Panas di Sumatera, Indikasi Kebakaran Hutan
PEKANBARU - riautribune : Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Stasiun Pekanbaru, Riau mendeteksi 20 titik panas yang mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan di enam provinsi di Sumatera.
"Titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen tersebar di Provinsi Riau, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi dan Bengkulu," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin di Pekanbaru,Senin, 24 April 2017.
Ia menjelaskan, titik-titik panas yang terpantau satelit Terra dan Aqua pukul 06.00 kemarin meningkat dibanding Ahad petang, 23 April 2017, baru terpantau 15 titik.
Dari 20 titik panas di Sumatera, Provinsi Riau masih merupakan penyumbang titik panas terbanyak dengan total tujuh titik panas. Selanjutnya empat titik panas terpantau di Provinsi Sumatera Utara, tiga titik panas masing-masing di Sumatera Barat dan Aceh serta Jambi dua titik dan Bengkulu satu titik.
Sugarin menjabarkan, tujuh titik panas di Riau terpantau menyebar di lima kabupaten, masing-masing dua titik panas di Kabupaten Siak dan Kuantan Singingi serta satu titik panas lainnya di Bengkalis, Indragiri Hilir dan Pelalawan.
Dari tujuh titik panas di Riau, tiga titik lainnya dipastikan sebagai titik api atau mengindikasikan adanya kebakaran hutan dan lahan dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen. Tiga titik panas tersebut menyebar di Kabupaten Kuantan Singingi dua titik serta Bengkalis satu titik. Dua titik api di Kuantan Singingi terpantau berada di Kecamatan Kuantan Hilir dengan tingkat kepercayaan antara 80 persen hingga 98 persen.
Sementara satu titik api di Bengkalis terdeteksi berada di Kecamatan Bukit Batu dengan tingkat kepercayaan di atas 71 persen. Meski begitu, Sugarin mengatakan secara umum hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Riau.
Namun, dirinya mewaspadai transisi musim hujan menjadi musim kemarau diprediksi akan terjadi memasuki Mei mendatang. Kemarau tersebut diperkirakan akan berlangsung hingga September 2017 sehingga kondisi tersebut perlu diwaspadai. "Kemudian yang perlu diantisipasi pada Mei-September mendatang, pola angin akan berubah dari selatan ke utara. Artinya kalau terjadi kebakaran, asap akan lari ke negeri tetangga," katanya.
Sebelumnya Gubernur Riau menetapkan status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan 2017. Status siaga itu efektif berlaku selama 96 hari, atau mulai Januari ini hingga 30 April 2017 mendatang.
BPBD mencatat, sepanjang triwulan pertama 2017 ini, lebih 300 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Satgas terus berusaha mencegah Karhutla dengan meningkatkan patroli terpadu serta membangun sekat-sekat kanal dan memantau titik api api yang diinformasikan BMKG.(tmpo)
Berita Lainnya +INDEKS
Demokrat Siapkan Dua Nama untuk Pilkada Inhil, Sulastri dan Syamsudin Uti
PEKANBARU, Riautribune. com - Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak bakal dilaks.
PT KAS Kembali Bantu Perbaikan Jalan Lintas Selatan Batang Cinaku
Batang Cenaku, Riautribune.com - Ruas jalan lintas selatan (Jalinsel) di Kecamatan Batang Cenaku .
Ikhtiar PHR Dukung Sektor Pendidikan Riau Ciptakan Generasi Emas Berdaya Saing
PEKANBARU, Riau Tribune. com – Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada 2 Mei 2024 .
MD KAHMI Pelalawan Gelar Halal Bihalal dan Diskusi Publik Bahas Masalah Pilkada
PELALAWAN, Riautribune.com - Majelis Daerah KAHMI (MD KAHMI) Kabupaten Pelalawan menggelar giat H.
Besok Balon Gubri Edy Natar Akan Serahkan Formulir Serentak ke Semua Partai
PEKANBARU, Riautribune.com- Setelah PKB, Demokrat, PDIP dan Nasdem, hari ini Rabu (1/5) Bakal Cal.
Ribuan Siswa Serbu Pameran Hardiknas Pelalawan
PELALAWAN-Ribuan pelajar dan wali murid mendatangi stand pameran Hari Pendidikan Nasional tingkat.