pilihan +INDEKS
Antisipasi Konflik Kesbangpol Minta Pendapat Tokoh Lintas Etnis
PEKANBARU - riautribune : Sejumlah persoalan rawan konflik di dedahkan oleh sejumlah perwakilan paguyupan masyarakat yang ada di Riau dalam agenda diskusi bersama pertemuan tokoh masyarakat, tokoh agama dalam menjaga Kamtibnas serta mengantisipasi konflik sara di Riau.
Agus Ramadhan sebagai ketua Gerakan Bela Negara (GBN) dalam kesempatan tanya jawab, sempat melemparkan fenomena pendirian rumah ibadah di wilayah Duri-Dumai yang saat ini terus tumbuh, yang harusnya menjadi perhatian pemerintah Provinsi Riau, baik pengaturannya hingga izin, sehingga kedepan tidak menimbulkan persoalan.
“Dulu fenomena ini sudah kami sampaikan, kepada anggota DPR RI komisi III yang sempat berkunjung ke Riau, agar persoalan ini mendapat perhatian, dari Pemprov hendaknya, ini jangan di biarkan, bagaimanapun juga jika tidak diatur bisa menimbulkan konflik seperti api dalam sekam,”ucap Agus Ramadan, Senin (1/8) di ruang melati Kantor Gubernur.
Sementara itu usman Djafar dari perwakilan Riau menuturkan persoalan polemik dalam rencana perubahan slogan kota Pekanbaru dari “Kota Bertuah” menjadi “Kota Madani” terus bergulir. Kali ini tokoh masyarakat Riau Usman Djafar yang juga pernah menjabat sebagai Sekdaprov Riau, gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau angkat bicara mengenai hal ini.
“Kalau namanya itu konsep Pekanbaru kota metropolitan madani itu bisa saja, bagus bagus saja dan sah sah saja sebagai suatu harapan, visi, dan misi yang harus dijalankan pemerintah kota. Tetapi, mengubah Pekanbaru “Kota Bertuah” menjadi “Kota Madani “ itu tidak dapat disetujui. Karena memilih “Kota Bertuah” itu melalui prosedur, sayembara hingga segala macamnya dan itu hasil sejarah pejabat lama terutama itu pak Farouq Alwi, bagaimana mungkin itu diganti begitu saja atau dihilangkan begitu saja,” ujarnya.
Dalam pandangannya, Usman Djafar menilai bahwa memang Pekanbaru dulu dengan sekarang jauh berbeda. Sebab menurutnya, perkembangan sebuah kota itu banyak faktor yang mempengaruhinya. Pertama potensi ekonomi dan sosial yang ada, perkembangan masyarakat. Dimana kebudayaan ini sangat terpengaruh oleh keadaan masyarakat.
“Hanya kita mengharapkan kebudayaan Melayu yang ada di Pekanbaru ini dapat dipertahankan, dikembangkan sebagai ciri kota Pekanbaru. Tapi kita menghargai juga budaya budaya dari suku bangsa lain, tidak menutup kemungkinan mereka hidup dan berkembang di kota Pekanbaru. Tetapi tolonglah prioritasnya itu diberikan kepada adat Melayu sebagai ciri dasar sejarahnya kota Pekanbaru, dan pejabat pejabatnya berusaha memberikan ciri Melayu terhadap kota Pekanbaru,” ucap Usman Djafar lagi.(ehm)
Berita Lainnya +INDEKS
Ratusan Ulama dan Tokoh Masyarakat Hadiri Halal Bi Halal GSSBR bersama Balon Gubri 2024 Edy Natar
PEKANBARU Riautribune com - Ratusan alim ulama dan tokoh masyarakat menghadiri acara hallal bi ha.
Pj Sekdaprov Riau Harap BUMD Saling Bersinergi Kembangkan Rest Area Tol Permai
PEKANBARU, Riautribune.com - Guna meningkatkan konektivitas antar Kota, Pemerintah Provinsi.
Masih Jadi Primadona, Sebanyak 56.351 Wisatawan datang ke Siak Saat Libur Lebaran
SIAK, Riautribune.com - Pariwisata di Kabupaten Siak selalu diminati banyak wisatawan. Mulai dari.
Unilak Gelar Halal Bi Halal, Momentum Perkuat Silaturahmi dan Peningkatan Kinerja
PEKANBARU, Riautribune.com - Masih di suasana Idul Fitri bulan Syawal 1445H, Universitas Lancang .
Pelatihan Vokasi Juru Las PHR Jadikan Pemuda Riau Siap Kerja
PEKANBARU, Riautribune.com – Sebanyak dua puluh pemuda asal Riau mengikuti program Pelatihan da.
Program CSR RAPP Dorong Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat
MERANTI, Riautribune.com - Keberadaan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Provinsi Riau tela.