Balimau Kasai di Bangkinang Dimeriahkan Lomba Perahu Hias

BANGKINANG, Riautribune.com - Gubernur Riau Syamsuar menghadiri tradisi Petang Balimau Kasai menyambut bulan Ramadhan di Kabupaten Kampar, Rabu sore. 

Dalam kesempatan itu Syamsuar membuka lomba sampan hias itu didampingi istrinya Misnarni, Staf Ahli Gubri Yurnalis Basri, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Riau Roni Rahmat dan sejumlah pejabat lainnya. 

"Saya selaku Pj. Bupati Kampar dan Pemerintah Daerah sangat bangga atas pelaksanaan acara ini, dan sangat berharap iven Balimau Kasai ini dapat menjadi wisata alternatif buat masyarakat Kabupaten Kampar, maupun yang datang berkunjung ke Kampar. Ini juga hendaknya masuk dalam kalender wisata Provinsi Riau bahkan kalender wisata nasional," ucap Pj. Bupati Kampar Kamsol. 

Salah satu pendekatan pengembangan wisata alternatif adalah desa wisata untuk pengembangan dan pembangunan desa yang berkelanjutan dalam bidang pariwisata 

Dengan menjadikan ini sebagai iven tahunan di Kampar, maka semua sektor akan dapat terangkat terutama UMKM pedesaan yang dikelola masyarakat. 

Syamsuar dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Riau akan mengusahakan untuk menjadikan iven Balimau Kasai yang syarat religi ini sebagai kegiatan nasional, menjadi cagar budaya dan berharap ke depan dapat menyelenggarakan dengan lebih baik dan sempurna. 

Dalam sejarahnya, Petang Balimau Kasai ini selain sebagai acara tradisional juga merupakan wujud rasa syukur dan kegembiraan umat islam yang ada di Kabupaten Kampar dalam menyambut bulan suci Ramadhan. 

Kegiatan mandi balimau menggunakan air yang dicampur dengan jeruk dalam atau limau, sedangkan Kasai diartikan sebagai wangi-wangian yang dapat menyegarkan aroma tubuh yang dipercayai sebagai simbol pembersihan dari segala macam bentuk keburukan diri baik sifat dengki, amarah dan sebagainya. 

Pj. bupati beserta gubernur dan ninik mamak kenegerian Air Tiris menandatangani prasasti wisata Balimau Kasai Kabupaten Kampar dilanjutkan membagikan bingkisan kepada ninik mamak, tokoh agama, anak yatim dan masyarakat.***