pilihan +INDEKS
Presiden Jokowi: Kondisi Ekonomi Dunia dalam Kondisi Mengerikan Akibat Inflasi Naik
JAKARTA, Riautribune.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa saat ini dunia dalam kondisi yang mengerikan karena pertumbuhan ekonomi yang melemah, namun inflasi juga meningkat sehingga membuat harga sejumlah komoditas naik.
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat membuka Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022 di Sentul, Jawa Barat, Jumat.
"Pertumbuhan ekonomi turun tapi inflasi naik, harga-harga barang semua naik. Ini kondisi yang sangat boleh saya sampaikan dunia pada kondisi yang mengerikan," kata Presiden Jokowi seperti disaksikan secara virtual melalui akun YouTube PPAD TNI TV, Jumat.
Presiden menjelaskan bahwa IMF dan Bank Dunia mencatat akan ada 66 negara yang ambruk ekonominya akibat dampak perang dan krisis pangan.
Dari 66 negara tersebut, Kepala Negara menyampaikan bahwa sembilan negara secara bertahap telah berada dalam kondisi perekonomian yang sulit, kemudian disusul 25 negara, dan 42 negara.
Presiden Jokowi menekankan saat ini ada 320 juta orang di dunia yang menderita kelaparan akut dan sebagian besar kelaparan karena perekonomian tidak hanya turun, tetapi juga anjlok.
Negara-negara seperti Singapura, kawasan Eropa, Australia hingga Amerika Serikat, tidak terhindarkan mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi.
Apalagi tingginya harga minyak dunia juga menyumbang tingginya inflasi yang merembet pada harga komoditas pangan dan lainnya.
"Amerika yang biasa kenaikan barang atau inflasi 1 persen, hari ini di posisi 9,1 persen, bensin naik dua kali lipat, Eropa juga sama," kata Presiden Jokowi.
Pemerintah Indonesia juga sudah menaikkan harga Pertalite menjadi Rp7.650 per liter atau 10 persen dari harga sebelumnya. Padahal, dengan kondisi melonjaknya harga minyak dunia, seharusnya harga Pertalite dipatok hingga Rp17.100 per liter.
Oleh karena itu, Pemerintah masih mengalokasikan anggaran hingga Rp502 triliun untuk subsidi BBM.
"Naik 10 persen saja demonya saya ingat tiga bulan, kalau naik sampai 100 persen lebih demonya akan berapa bulan. Inilah yang sekarang dikendalikan pemerintah dengan subsidi. Karena begitu harga bensin naik, harga barang otomatis melompat bersama-sama," kata Presiden Jokowi.
Berita Lainnya +INDEKS
Gelas Kertas Ramah Lingkungan dari Indonesia Dukung Ajang Lari Internasional Bergengsi The RunCzech
JAKARTA, Riautribune.com - Dalam upaya mendukung pengurangan sampah plastik baik secara nasional .
Dubes Iran Terima Kunjungan Pengurus JMSI Pusat
JAKARTA, Riautribune.com - Duta Besar (Dubes) Republik Islam Iran, Mohammad Boroujerdi menerima k.
HUT Ke-4 JMSI akan Berikan Penghargaan untuk Sejumlah Tokoh Nasional dan Daerah
JAKARTA, Riautribune.com — Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) akan memberikan penghargaan un.
MoU PWI Pusat- Universitas Mercu Buana Meningkatkan Literasi Digital dan Memerangi Hoax
JAKARTA, Riautribune.com - PWI Pusat dan Universitas Mercu Buana sepakat menjalin kerja.
KSP Sebut Pencabutan Label Halal Produk Perusahaan Pendukung Israel Tak Punya Dasar Hukum
JAKARTA, Riautribune.com - Kantor Staf Presiden (KSP) Joko Widodo merespons pernyataan Maje.
Merasa Bingung Soal Keputusan MK, Saldi Isra Malah Dilaporkan ke Majelis Kehormatan
JAKARTA, Riautribune.com - Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Saldi Isra dilaporkan ke Majelis .