pilihan +INDEKS
Harga Minyak Jatuh, Kenaikan Bunga Fed akan Berdampak pada Permintaan BBM
TOKYO, Riautribune com - Minyak jatuh di perdagangan Asia pada Senin pagi, membalikkan kenaikan awal tetapi melanjutkan penurunan beruntun baru-baru ini, di tengah kekhawatiran bahwa perkiraan kenaikan suku bunga di AS, pengguna minyak terbesar dunia, dapat membatasi pertumbuhan permintaan bahan bakar minyak.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun 48 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 102,72 dolar AS per barel pada pukul 02.05 GMT, merosot untuk hari keempat.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman September terpangkas 65 sen atau 0,7 persen, menjadi diperdagangkan di 94,05 dolar AS per barel, juga turun untuk hari keempat.
"Nada pasar kemungkinan akan tetap bearish di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga akan memangkas permintaan bahan bakar global dan dimulainya kembali beberapa produksi minyak mentah Libya akan mengurangi ketatnya pasokan global," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd.
Minyak berjangka telah bergejolak dalam beberapa pekan terakhir karena para pedagang mencoba untuk menyesuaikan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut yang dapat membatasi kegiatan ekonomi, dan dengan demikian memotong pertumbuhan permintaan bahan bakar, terhadap pasokan yang ketat dari gangguan dalam perdagangan barel Rusia karena sanksi Barat di tengah konflik Ukraina.
Pejabat di Federal Reserve AS telah mengindikasikan bahwa bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli.
Di sisi pasokan, National Oil Corporation (NOC) Libya bertujuan untuk mengembalikan produksi menjadi 1,2 juta barel per hari (bph) dalam dua minggu, NOC mengatakan dalam sebuah pernyataan Sabtu (23/7) pagi.
Uni Eropa mengatakan pekan lalu bahwa mereka akan mengizinkan perusahaan milik negara Rusia untuk mengirimkan minyak ke negara-negara ketiga di bawah penyesuaian sanksi yang disepakati oleh negara-negara anggota pekan lalu, yang bertujuan untuk membatasi risiko keamanan energi global.
Namun, Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina mengatakan pada Jumat (22/7) bahwa Rusia tidak akan memasok minyak ke negara-negara yang memutuskan untuk mengenakan batasan harga pada minyaknya.
Berita Lainnya +INDEKS
Bocorkan Rencana Mengebom Gaza dengan Bom Nuklir, Menteri Israel Ini Dicopot
TEL AVIV, Riautribune.com -- Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mencopot Menteri Kebudayaa.
Kecam Israel, Aktris Angelina Jolie Sebut Gaza Berubah Dari Penjara Terbuka Menjadi Kuburan Massal
JAKARTA, Riautribune.com - Angelina Jolie menyebut Jalur Gaza dengan cepat berubah menjadi “kub.
Bolivia Jadi Negara Pertama Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel Karena Bombardir Gaza
JAKARTA, Riautribune.com - Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai teguran a.
Pasokan Diblokade Israel, Warga Gaza Minum Air Laut untuk Bertahan Hidup
GAZA, Riautribune.com -- Penduduk Gaza semakin putus asa karena kehabisan air bersih untuk dikons.
Masjid dan Seribu Bangunan di Gaza Hancur Lebur Dibombardir Pesawat Tempur Israel
JAKARTA, Riautribune.com - Pesawat tempur Israel menggempur rumah ibadah umat Islam di wilayah Ja.
Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan 232 Orang, Ribuan Warga Terluka
GAZA, Riautribune.com - Jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Gaza bertambah menjad.