pilihan +INDEKS
Rusia Tutup Sementara Pintu Negosiasi dengan Ukraina
MOSKOW, Riautribune.com - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, tak logis bagi negaranya mengadakan pembicaraan damai dengan Ukraina dalam situasi seperti sekarang. Menurut dia, hingga saat ini Kiev belum menunjukkan iktikad untuk melakukan pembicaraan.
“Tidak masuk akal dalam situasi saat ini,” kata Lavrov saat ditanya jurnalis dari media Pemerintah Rusia tentang pembicaraan damai dengan Ukraina, Rabu (20/7/2022).
Lavrov mengungkapkan, kontak antara Rusia dan Ukraina sebagian besar telah terhenti sejak pertengahan April lalu. Menurut dia, sedari putaran pertama pembicaraan dengan Ukraina, Kiev tidak memiliki keinginan membahas apa pun secara sungguh-sungguh.
“Mereka tidak akan pernah bisa mengartikulasikan apa pun yang pantas mendapat perhatian serius dari orang-orang yang serius. Kami sudah mengetahuinya,” ujar Lavrov.
Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu. Saat ini, Moskow sudah menguasai sebagian wilayah di timur Ukraina, salah satunya Luhansk. Rusia pun tengah berusaha mengambil alih kontrol atas Donetsk.
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengungkapkan, tujuan operasi militer negaranya di Ukraina akan berhasil. Saat momen itu tiba, Moskow bakal menetapkan syarat untuk kesepakatan damai.
“Rusia akan mencapai semua tujuannya. Akan ada perdamaian, dengan syarat kami,” kata Medvedev dalam sebuah unggahan di saluran Telegram, Selasa (19/7/2022).
Mantan presiden Rusia itu tak mengungkap detail tentang persyaratan apa yang kemungkinan diajukan Moskow. Sebelumnya Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, sanksi Uni Eropa terhadap Rusia tidak akan dicabut jika Moskow mengajukan syarat kepada Ukraina dalam proses negosiasi damai.
“Bagian dari kenyataan baru adalah bahwa Uni Eropa juga telah berkonsolidasi. Ia telah bereaksi terhadap agresi Rusia dengan suara bulat dan memberlakukan sanksi keras yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Scholz, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS, Senin (18/7/2022).
Menurut Scholz, Uni Eropa sudah menyadari, sanksi terhadap Rusia berpotensi harus dipertahankan dalam waktu lama. “Jelas bahwa tidak satu pun dari sanksi ini akan ditarik jika perdamaian didikte oleh Rusia. Tidak ada jalan lain bagi Rusia untuk mencapai kesepakatan dengan Ukraina selain yang dapat diterima Ukraina,” ucapnya.
Ia menegaskan, Uni Eropa akan terus mendukung dan menyokong Ukraina dengan bantuan ekonomi, kemanusiaan, keuangan, dan senjata. “Pada saat yang sama, kami menjamin bahwa NATO tidak akan menjadi bagian dari perang,” ujar Scholz.
Berita Lainnya +INDEKS
Bocorkan Rencana Mengebom Gaza dengan Bom Nuklir, Menteri Israel Ini Dicopot
TEL AVIV, Riautribune.com -- Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mencopot Menteri Kebudayaa.
Kecam Israel, Aktris Angelina Jolie Sebut Gaza Berubah Dari Penjara Terbuka Menjadi Kuburan Massal
JAKARTA, Riautribune.com - Angelina Jolie menyebut Jalur Gaza dengan cepat berubah menjadi “kub.
Bolivia Jadi Negara Pertama Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel Karena Bombardir Gaza
JAKARTA, Riautribune.com - Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai teguran a.
Pasokan Diblokade Israel, Warga Gaza Minum Air Laut untuk Bertahan Hidup
GAZA, Riautribune.com -- Penduduk Gaza semakin putus asa karena kehabisan air bersih untuk dikons.
Masjid dan Seribu Bangunan di Gaza Hancur Lebur Dibombardir Pesawat Tempur Israel
JAKARTA, Riautribune.com - Pesawat tempur Israel menggempur rumah ibadah umat Islam di wilayah Ja.
Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan 232 Orang, Ribuan Warga Terluka
GAZA, Riautribune.com - Jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Gaza bertambah menjad.