Iptu Bayu Ramadhan Effendi STK, SIK,MH
Kisah Kapolsek Payung Sekaki yang Sarat Prestasi
Riautribune.com - Lahir di Pekanbaru pada tanggal 23 Maret 1993, dia lah Iptu Polisi Bayu Ramadhan Effendi STK SIK MH, saat ini menjabat sebagai Kapolsek Payung Sekaki Pekanbaru. Banyak perjalanan yang dilaluinya untuk sampai kejabatan tugasnya yang sekarang.
Menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Pekanbaru pada tahun 1999 - 2005, Bayu kecil dulunya adalah anak yang aktif. Kenakalan masa kecil sudah pasti pernah dilakukan untuk anak SD, mulai dari ribut dengan teman, pemanggilan orangtua akibat ribut hingga diancam tidak akan diberikan laporan hasil belajar semesteran. Itu semua karena kenakalan Bayu kecil.
"Namanya anak-anak ya, saya juga termasuk aktif atau dalam kata lain nakal. Sering berantam dengan teman, sampai dipanggil orangtua saya, bahkan diancam tidak dikasih rapor hasil belajar semesteran malah," cerita Bayu sambil tertawa.
Namun, sejak dini Bayu sudah menunjukkan kegemarannya terhadap permainan bola kaki.
"Pernah ikut klub bola, bahkan sampai buat klub sendiri, ya kita bilang klublah padahal kan dulu itu geng-gengan aja, seru seruan sendiri aja," katanya.
Ia pun dapat memastikan, bila bertemu dengan teman masa SD dulunya, pasti yang terucap dari temannya adalah "Kok bisa, padahal dulunya nakal sekali."
Anak Band yang Jadi Paskibra
"Setelah selesai menempuh pendidikan di SD, tahun 2005 masuk SMP Negeri 1 Pekanbaru, awalnya ya biasa lah, kalem-kalem, begitu sudah tau kondisi, ngulah lagi," ulas Bayu sambil tersenyum.
Bukan berarti hanya kenakalan saja yang dimiliki Bayu, beberapa prestasi pun ditorehkannya sejak duduk di bangku SMP.
"Pernah juara 2 lomba baca puisi. Gini-gini saya puitis juga loh," tawanya kembali meledak.
Ikut dalam klub band, sampai beberapa kegiatan lain yang ada di ekstra kurikuler pun dijalaninya.
"Saya dulu ketua OSIS di SMP Negeri 1. Kalau olahraga yang saya ikuti itu paling Basket. Beberapa kali juara 1 dan 2 tim basket kita. Terus, ikut band. Ya biasalah, namanya remaja yah, acuk adul lah bandnya, sering ditertawain orang waktu tampil, cuma kita pede aja tampil, yang penting seru," kilas Bayu.
Terdaftar sebagai murid di SMA Negeri 1 Pekanbaru sejak tahun 2008, Bayu sudah mengikuti pendidikan disiplin tegas sewaktu menjalani kegiatan Paskibra di masa SMA, Bayu mulai belajar dan terlatih untuk bertanggung jawab.
"Ikut Paskibra tahun 2009 waktu SMA, bahkan waktu mengikuti pendidikan latihan Paskibra, saya harus rela kalah dalam pencalonan ketua OSIS di SMA, karena kan untuk kampanye kita hanya dikasih waktu 5 hari, sedangkan saya sudah di asrama untuk latihan Paskibra. Tentu saya harus memilih. Disitu saya belajar ikhlas. Karena kan dua duanya saya suka, tapi harus memilih salah satu. Saya diajarkan untuk memilih dan memprioritaskan salah satu," terang Bayu.
Tapi tidak berhenti sampai disana, Bayu tetap terpilih menjadi Badan Pengurus Harian dalam OSIS di sekolahnya.
Masih tetap memiliki hobi masa kecil di olah raga sepak bola, Bayu bersama teman-teman masa SMA nya memprakarsai SMANSA Futsal klub.
"Waktu itu kan masih ada Riau Futsal yang di belakang Happy Puppy jalan Riau, di situ kita buat SMANSA Futsal Klub, seru lah pokoknya." cerita Bayu.
Merasa jiwanya bergejolak di bidang olahraga, Bayu menjadi salah satu siswa yang diperhitungkan oleh pihak SMA Negeri 1 di kancah olahraga.
"SMA Negeri 1 kan terkenal di bidang Olimpiade, justru kita gebrak lewat olahraga, akhirnya kita mendapat perhatian pihak sekolah untuk bidang olahraga," kenangnya.
Demi Jadi Polisi, Undip dan STIN Dilepas
Menjadi Polisi adalah cita-citanya sejak kecil hingga masa SMA. Segala kegiatan pun dihentikannya demi fokus persiapan mencapai impiannya lulus di Akademi Polisi.
"Semua aktivitas ekstra kurikuler sudah saya kurangi waktu masuk kelas 3 SMA, saya sudah fokus persiapan belajar untuk lulus di Akademi," jawabnya.
Mengikuti ujian penjaringan siswa berpresrasi perguruan tinggi negeri dan lulus di jurusan Hukum Universitas Diponegoro serta lulus di ujian masuk Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) menunjukkan bahwa Bayu bukanlah lulusan SMA yang dapat dipandang sebelah mata. Namun Bayu tetap mengejar impiannya menjadi seorang Polisi hingga ia pun lulus juga untuk masik ke Akademi Kepolisian (Akpol).
"Saya pilihnya Akpol. Bukan saya tidak menghargai program pemerintah untuk siswa berprestasi waktu saya lulus Undip dan STIN, tapi saya kan selalu bermimpi untuk jadi Polisi, makanya saya putuskan untuk ambil yang Akpol," papar Bayu.
Saat pendidikan di Akpol, Bayu mengkisahkan pengalamannya semasa mengikuti pendidikan dan penerapan disiplin yang diajarkan disana.
"Ada seru, ada haru, ada tawa dan campur aduk lah. Karena kan jujur saja, tidak terbayangkan apa yang akan dijalani. Di Akpol, kita didik harus cepat tanggap terhadap situasi dan keadaan, kakak-kakak kelas kita atau senior kita disana memang tegas mengajarkan bahwa bukan hanya prestasi saja yang harus dikejar, tapi karakter kita juga harus tanggap dalam menghadapi persolan," cerita Bayu.
"Kita dibentuk secara sistematis dan juga dididik untuk menghargai orang lain. Disana kita belajar tentang peralihan dari sipil ke personil Polri. Kita dididik, kalau bahasa awamnya kita digembleng bagaimana bersikap terhadap atasan, kepada yang sejawat dan kepada yang di bawah komando kita," kata Bayu.
Bayu juga bercerita bagaimana pengalaman masa mengikuti pendidikan di Akpol, dimana mereka sering diberi situasi dadakan dan harus dengan cekatan menghadapinya.
"Kalau dadak-dadakan gitu pasti sering, karena kan kita mengikuti penerapan disiplin dan karakter yang tanggap. Karena situasi di lapangan kan bisa berubah. Bahkan lima menit terakhir pun bisa berubah situasi dan perintah. Jadi harus bisa mengatasi situasi lah," bebernya.
Idola Wanita Saat Jadi Polantas
Setelah lulus dari Akpol dan menjalani tugas di beberapa satuan, Bayu akhirnya ditugaskan di satuan Pama Polresta Pekanbaru Polda Riau pada 15 Agustus 2019.
Pernah bertugas di satuan Lalu Lintas Polresta Pekanbaru, Bayu mengukir kisah sebagai Polantas yang digemari oleh kaum hawa. Tak jarang saat bertugas di lapangan, ada kaum hawa yang sengaja berhenti untuk minta berfoto bersama. Dengan perawakan yang putih dan tampan, membuat remaja putri, mahasiswi bahkan beberapa ibu-ibu memintanya untuk bersedia berfoto dengan mereka.
Andrieta Isabella Edwina Putri, wanita kelahiran Pekanbaru, 28 Juni 1996 yang saat ini berprofesi sebagai seorang dosen, adalah wanita yang berhasil menaklukkan Bayu.
Meskipun rumah orangtua Bayu dan rumah orangtua Andrieta berada di lokasi yang berdekatan di Tangkerang Selatan, namun bukan berarti mereka telah menjalin hubungan sejak masa remaja.
"Ketemunya di pulau Jawa, padahal kan orangtua kita berdekatan. Anehnya justru kita itu dipertemukan oleh Ibu Dina, menthor atau guru bahasa Inggris di lembaga belajar bahasa Inggris di sana (salah satu kota di pulau Jawa)," kata Bayu.
Saat ini pasangan Iptu Bayu Ramadhan Effendi dan Andrieta sudah memiliki sepasang anak perempuan dan lelaki yang lahir pada Mei 2019 dan Desember 2020. (reynol/drm)
Berita Lainnya +INDEKS
Maju di Pilwako Pekanbaru Untuk Bahagiakan Warganya dan Memajukan Kotanya
PEKANBARU, Riautribune. com - Sosok dr H Rahmansyah MH.Kes, menjadi perhatian banyak masyarakat d.
Mengenal Sosok Ahmad Tarmizi, Ketua DPW PKS Termuda se -Indonesia Yang Terpilih Sebagai Anggota DPRD
PEKANBARU, Riautribune. com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Riau telah merampungkan suksesi kep.
Bagus Santoso Raih Gelar Doktor Bidang Ilmu Politik
JAKARTA, Riautribune.com, - Bagus Santoso, Wakil Bupati Bengkalis berhasil meraih gelar akademik .
Victor Parulian Ajak Masyarakat Untuk Dukung Derlia Hingga ke Tingkat Internasional
PEKANBARU, Riautribune.com - Prestasi gemilang telah ditorehkan Derlia Magdalena.
Aktivis Tionghoa Yang Berani dan Vokal Itu Telah Tiada
JAKARTA, Riautribune.com - Aktivis Lieus Sungkharisma meninggal dunia beberapa saat lalu, Selasa .
Dosen UIN Suska Riau Jadi Gubernur IndoMS Sumbagteng
PEKANBARU, Riautribune.com - Setelah melalui p.