pilihan +INDEKS
Eks Kadis Kesehatan Meranti Resmi jadi Tersangka di Kejaksaan
SELATPANJANG, Riautribune.com - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti non aktif dr Misri Hasanto resmi menjadi tersangka Kejaksaan Negeri (Kejari) atas kasus tindak pidana korupsi alat rapid tes milik pemerintah.
Hal itu sebagaimana disampaikan Kepala Kejari Kepulauan Meranti Waluyo melalui Kasi Intel Hamiko kepada ANTARA, Selasa melalui keterangan tertulisnya.
Penyidik dari jaksa, kata Hamiko, menetapkan status tersangka kepada Kadis Kesehatan Meranti Misri non aktif dalam perkara Tipikor penggunaan alat rapid test antibody milik pemerintah, dan pemotongan jasa tenaga kesehatan untuk kegiatan rapid berbayar pada KPU dan Bawaslu dalam pelaksanaan Pilkada serentak Tahun 2020 di Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Tersangka Misri Hasanto disangka melanggar Pasal 2 jo. Pasal 18, Pasal 13 jo. Pasal 18, Pasal 10 huruf a Undang - Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah UU RI Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi," ujar Hamiko.
Penetapan tersangka Misri oleh jaksa pasca rampungnya perhitungan hasil kerugian (PKN) oleh Inspektorat setempat. Dari PKN tersebut, perbuatan tersangka diduga mengakibatkan kerugian keuangan negara sebesar Rp400 jutaan.
Sebelumnya, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kepulauan Meranti menggeledah Kantor Dinas Kesehatan setempat dan menyita barang bukti ribuan alat rapid tes COVID-19 dengan berbagai merk pada 13 Januari 2022.
Terdapat dua merek alat rapid dalam penyitaan itu yakni, Whole Power sebanyak 560 unit dan Promeds Diagnostic 1.120 unit.
Pria yang akrab disapa Miko itu meyakini alat rapid yang disita, diduga ada kaitannya dengan perkara yang sedang ditangani pihaknya.
Di situ, penyidik telah mengantongi identitas tersangka utama atau dalang dari dugaan korupsi tersebut. Ketika kasus ini mencuat, dr Misri Hasanto berposisi sebagai kepala dinasnya (Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti).
Nama Misri pun berpotensi kuat mengarah ke status tersangka. Apalagi dia yang bertanggung jawab atas semua alat rapid yang didistribusikan oleh KKP Kelas II Pekanbaru beberapa waktu lalu.
"Untuk tersangka akan diumumkan setelah penyidik memegang hasil audit PKN nantinya," pungkas Hamiko.
Kejari Meranti menilai ada kebocoran atau kerugian negara yang ditimbulkan oleh pelaksana. Hasil pendapatannya tidak jelas alias tidak masuk ke kas daerah setempat.
Selain itu terhadap landasan tarif yang ditetapkan oleh pelaksana juga masih didalami. Peraturan Bupati Nomor 91 Tahun 2020 tentang tarif pelayanan rapid tes yang dijadikan landasan dan dasar disinyalir palsu.
"Untuk kegiatan tersebar, mulai rapid tes massal kepada penyelenggara Pilkada 2020, bahkan umum. Seluruhnya berbayar," ungkap Hamiko.
Berita Lainnya +INDEKS
Edy Natar Nasution Ambil Formulir Balon Gubri Pertama di Demokrat, Apakah Ada Sinyal AHY?
PEKANBARU, Riautribune.com - Lagi, mantan Gubernur Riau (Gubri) Brigjend TNI (Pur) Edy Natar Nasu.
Debit Air Turun, PLTA Koto Panjang Tutup 2 Pintu Waduk
PEKANBARU, Riautribune.com - Manajemen Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Koto Panjang, K.
Tingkatkan kualitas Praktek SMK Kelapa Sawit AGI, Asian Agri Serahkan Bibit Sawit
PELALAWAN, Riautribune.com - Bertempat di Kantor Kebun PT. Inti Indo sawit Subur Desa Mekar.
Ambil Formulir di Sekretariat PKB, Edy Natar Nyatakan Serius Maju Pilgubri
PEKANBARU, Riautribune.com - Keseriusan Brigjend TNI (Pur) Edy Natar Nasution maju sebagai Bakal .
Pj Gubri SF Hariyanto Buka Secara Resmi MTQ Tingkat Provinsi di Dumai
DUMAI, Riiautribune.com - Penjabat (Pj) Gubernur Riau, SF Hariyanto membuka secara resmi Musabaqa.
HKR Riau Gelar Halal Bi Halal, Prof. Junadi Ajak Tumbuhkan Semangat Solidaritas
PEKANBARU, Riautribune.com - Mengangkat Tema "Merajut Kebersamaan Meraih Kemenangan" Himpunan Kel.