pilihan +INDEKS
Jokowi Terima Banyak Aduan WNA Soal Permainan Uang Saat Karantina
JAKARTA, Riautribune.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku mendapatkan sejumlah komplain dari Warga Negara Asing (WNA) yang menjalani masa karantina saat tiba di Indonesia. Jokowi kemudian mengistruksikan Kapolri agar mengusut dugaan permainan karantina di pintu-pintu masuk Indonesia.
Diketahui, masa karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) di Indonesia yang semula 7 x 24 jam kini dipangkas menjadi 4 x 24 jam, lantaran menyesuaikan dengan masa inkubasi varian SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron yang dinilai lebih cepat.
"Saya masih mendengar dan ini saya minta Kapolri untuk mengusut tuntas permainan yang ada di karantina. Sudah, karena saya sudah mendengar dari beberapa orang asing komplain ke saya mengenai ini," kata Jokowi dalam pengantar yang dikutip dari situs Sekretariat Kabinet RI, Selasa (1/2).
Jokowi juga meminta jajarannya untuk menggunakan pendekatan penanganan yang berbeda terkait kenaikan kasus aktif Covid-19 di Indonesia, khususnya imbas varian Omicron. Hal itu, kata dia, dilhat dari karakteristik varian Omicron yang membutuhkan penguatan bagian hilir un guna penanganan jangka pendek.
Mantan wali kota Solo itu lantas mendorong agar seluruh pemerintah daerah memperkuat bagian di hilir, sosialisasi, dan edukasi yang masif untuk masyarakat yang positif Covid-18 tanpa gejala agar melakukan karantina mandiri dengan konsultasi dokter secara mandiri di puskesmas, di faskes, atau melalui telemedicine.
"Kemudian stok obat-obatan yang ada di apotik-apotik ini betul-betul harus dikontrol keberadaannya," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno sebelumnya juga mengaku mendapat laporan dari salah satu wisatawan asal Ukraina yang mendapat masalah saat akan mengakhiri karantina di salah satu hotel di Jakarta.
Sandiaga mengatakan WNA Ukraina itu berencana berlibur ke Bali. Namun di hari akhir karantina, ia mendapatkan hasil PCR positif Covid-19. WNA itu langsung meminta tes PCR ulang karena mereka percaya bahwa hasilnya salah. Selain itu, apabila mereka melanjutkan isolasi di hotel biaya yang diperlukan lebih besar lagi.
Sandiaga kemudian mengklaim, Kemenparekraf lalu menindaklanjuti laporan itu dan mencarikan solusi. Hingga akhirnya, wisatawan tersebut bisa menikmati pariwisata di Bali
Berita Lainnya +INDEKS
Gelas Kertas Ramah Lingkungan dari Indonesia Dukung Ajang Lari Internasional Bergengsi The RunCzech
JAKARTA, Riautribune.com - Dalam upaya mendukung pengurangan sampah plastik baik secara nasional .
Dubes Iran Terima Kunjungan Pengurus JMSI Pusat
JAKARTA, Riautribune.com - Duta Besar (Dubes) Republik Islam Iran, Mohammad Boroujerdi menerima k.
HUT Ke-4 JMSI akan Berikan Penghargaan untuk Sejumlah Tokoh Nasional dan Daerah
JAKARTA, Riautribune.com — Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) akan memberikan penghargaan un.
MoU PWI Pusat- Universitas Mercu Buana Meningkatkan Literasi Digital dan Memerangi Hoax
JAKARTA, Riautribune.com - PWI Pusat dan Universitas Mercu Buana sepakat menjalin kerja.
KSP Sebut Pencabutan Label Halal Produk Perusahaan Pendukung Israel Tak Punya Dasar Hukum
JAKARTA, Riautribune.com - Kantor Staf Presiden (KSP) Joko Widodo merespons pernyataan Maje.
Merasa Bingung Soal Keputusan MK, Saldi Isra Malah Dilaporkan ke Majelis Kehormatan
JAKARTA, Riautribune.com - Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Saldi Isra dilaporkan ke Majelis .