pilihan +INDEKS
Krisis Bahan Bakar Lebanon Picu Kelangkaan Air Minum
BEIRUT,Ketika krisis bahan bakar yang parah terus mendatangkan malapetaka di berbagai sektor di Lebanon, kini air minum menjadi semakin langka. Perusahaan-perusahaan memangkas produksi air minum.
Dengan sungai, mata air, dan danau yang berlimpah, Lebanon adalah salah satu negara paling kaya air di kawasan. Hanya saja, tanpa air kemasan, sebagian besar penduduk tidak akan memiliki air untuk diminum.
Ketergantungan negara Mediterania pada produk air minum botol membuat bisnis yang berkembang. Perusahaan-perusahaan memproduksi hingga 800 juta liter air kemasan setiap tahun.
Usai krisis ekonomi menerjang negara, dampak kelangkaan bahan bakar terhadap perusahaan produksi dan distribusi pun terjadi. Ditambah lagi penduduk juga menghadapi krisis keuangan yang telah menyebabkan kenaikan harga yang tajam secara menyeluruh.
Harga air minum dalam kemasan di Lebanon telah meroket dalam waktu kurang dari dua tahun. Sebotol air satu liter pernah berharga 1.000 pound Lebanon atau kurang dari satu dolar AS, tetapi hari ini, harga telah meningkat lima kali lipat.
Dengan mata uang lokal kehilangan 90 persen nilainya, harga baru itu membuat air minum hanya bisa dikonsumsi bagi warga yang memiliki simpanan dolar AS saja. Bagi sebagian besar penduduk yang masih berpenghasilan dalam mata uang lokal, air minum telah menjadi beban berat pada anggaran keluarga.
Kementerian Kesehatan Lebanon mencantumkan lebih dari tiga lusin perusahaan air minum dalam kemasan bersertifikat di situs webnya, dengan Tannourine di antara salah satu yang terbesar dalam daftar. Harga paket 12 botol 500ml di supermarket besar telah empat kali lipat.
Manajer penjualan Tannourine, Ghassan Geagea, mengatakan pihaknya dan perusahaan air minum kemasan besar lainnya telah berjuang untuk beroperasi dengan memburuknya mata uang dan krisis bahan bakar.
“Ini benar-benar krisis bahan bakar. Beberapa perusahaan membeli bahan bakar dari pasar gelap, atau yang lain, seperti kami, langsung membeli 580 dolar AS per ton," kata Geagea dikutip dari Middle East Eye.(rep)
Berita Lainnya +INDEKS
Bocorkan Rencana Mengebom Gaza dengan Bom Nuklir, Menteri Israel Ini Dicopot
TEL AVIV, Riautribune.com -- Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mencopot Menteri Kebudayaa.
Kecam Israel, Aktris Angelina Jolie Sebut Gaza Berubah Dari Penjara Terbuka Menjadi Kuburan Massal
JAKARTA, Riautribune.com - Angelina Jolie menyebut Jalur Gaza dengan cepat berubah menjadi “kub.
Bolivia Jadi Negara Pertama Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel Karena Bombardir Gaza
JAKARTA, Riautribune.com - Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sebagai teguran a.
Pasokan Diblokade Israel, Warga Gaza Minum Air Laut untuk Bertahan Hidup
GAZA, Riautribune.com -- Penduduk Gaza semakin putus asa karena kehabisan air bersih untuk dikons.
Masjid dan Seribu Bangunan di Gaza Hancur Lebur Dibombardir Pesawat Tempur Israel
JAKARTA, Riautribune.com - Pesawat tempur Israel menggempur rumah ibadah umat Islam di wilayah Ja.
Serangan Udara Israel di Gaza Tewaskan 232 Orang, Ribuan Warga Terluka
GAZA, Riautribune.com - Jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Gaza bertambah menjad.