Fadli Zon: Survei CSIS Tidak Sesuai Fakta

Rabu, 13 September 2017

JAKARTA - riautribune : Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon angkat bicara soal hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS). CSIC menempatkan tingkat keterpilihan petahana Joko Widodo meningkat signifikan dibanding rivalnya Prabowo Subianto.

CSIC menyebutkan dari tahun ke tahun kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK terus mengalami kenaikan hampir disegala bidang: politik, hukum dan ekonomi.

Fadli Zon menilai bahwa survei tersebut sesungguhnya tidak sesuai dengan realita yang ada. Hal itu ia ketahui saat dia bertemu dan menyerap langsung aspirasi masyarakat yang mengaku kehidupan ekonominya semakin sulit.

"Kalau yang saya temukan di lapangan tidak seperti itu. Masyarakat sampaikan kehidupan ekonomi sulit, terutama dianggap harga-harga semakin naik, semakin sulit terjangkau, daya beli lemah," kata wakil ketua DPR ini di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Rabu (13/9).

Hal itu dibuktikan dengan banyaknya turun omset di berbagai sektor ekonomi, sektor properti sampai ke retail termasuk juga ke toko-toko.

"Pasar-pasar termasuk di Tanah Abang, baik yang tingkat seperti mal maupun pasar, rata-rata turun. Ini yang kita rasakan yang saya menyerap aspirasinya ketika keliling daerah. Dari sisi performa saya kira sangat dirasakan ekonomi sekarang ini berat. Saya tidak tahu kepuasannya dimana," tegasnya Fadli menambahkan.

Survei CSIS menemukan tingkat elektabilitas Jokowi sebesar 50,9 persen, meningkat dari tahun 2015 yang hanya 36,1 persen. Sedangkan Prabowo tingkat elektabilitasnya malah menurun dari tahun 2015 yang sebesar 28 persen ke 25,8 persen di tahun 2017. Namun, Fadli Zon tak mau ambil pusing soal hasil survei itu.

"Itu kita lihat saja. Kalau cuma mau mempercayai angka-angka berdasarkan survei, tanya aja langsung masyarakat. Memang survei ini indikator, kita harus akui, tetapi lihat di masyarakat sebenarnya apa yang dirasakan. Menurut saya tidak sesuai fakta-fakta di lapangan. Kehidupan susah, pekerjaan susah, pendapatan makin berkurang dan daya beli masyarakat lemah, ini yang dirasakan masyarakat umumnya," tegasnya panjang lebar.(rmol)