Joacim Bahas Sel, Yanuar Bentang Material Riset

Senin, 28 September 2015

Foto bersama para peneliti di bidang sains resmi hadir menyemarakkan event ICoSE, Senin (28/9) di Hotel Pangeran, Pekanbaru.(hendro/riautribune)

PEKANBARU-riautribune: Sejumlah peneliti di bidang sains resmi hadir menyemarakkan event ICoSE, Senin (28/9) di Hotel Pangeran, Pekanbaru. Dalam sambutannya pada seminar internasional itu, Rektor UR yang diwakili Wakil Dekan I FMIPA, Dr. Hilwan Yudha Teruna, MSc mengatakan,  kendati cuaca di Pekanbaru tidak mendukung bagi kesehatan, namun para peneliti bidang sains tetap bisa berkumpul untuk membentangkan hasil risetnya.

"Tentunya kita berharap, melalui event ini, kondisi Pekanbaru yang sedang menghadapi degradasi lingkungan, bencana asap, bisa diperbincangkan di salah sub tema pertemuan ini. Harapan kita, tentang tema mengenai energi terbarukan, kesehatan lingkungan yang kita impikan bisa tercapai," ucap Hilwan.

Sementara itu, tampil perdana sebagai pembentang hasil riset dalam seminar tersebut Dr. Ing. Joacim Wiest dari Jerman mengangkat tema tentang sel. Dijelaskannya, dalam meneliti sel yang nantinya menjadi bagian dari peralatan sensor, Joacim melihat empat parimeter yakni, oksigen yang terlarut seperti hasil fotosintesis, kedua parameter keasaman atau PH, ketiga morfologi cell atau dalam istilah sainsnya disebut impedensi, dan keempat yakni temperatur.

Dikatakan Joacim, atas dasar penelitian itulah, dirinya mulai berpikir mengapa tidak dilahirkan saja alat yang bisa mengukur keempat fungsi tadi dalam satu kesatuan. Sehingga, katanya, alat tersebut nanti bisa berguna untuk meneliti kasus kanker dalam tubuh manusia. "Alat tersebut dapat menjadi cikal bakal alat-alat kesehatan berteknologi tinggi. Ini akan menjadi sebuah kemajuan baru dalam dunia akademisi yang mengantarkan kita pada era medical engginering," ucap Joacim dalam persentasinya yang dihadiri puluhan peneliti sains itu.

Sementara itu beberapa peneliti yang turut membentangkan hasil risetnya, yakni Dr. Yanuar Hamzah, MSi. Yanuar yang merupakan mantan Wakil Rektor II Universitas Riau mencoba mengangkat tema tentang material pembuat sensor. Ilmuan ini memang dikenal tunak dalam melakukan penelitian terapan dan sudah menghasilkan beberapa hak paten. "Yanuar memang memiliki keahlian dalam meneliti material yang tepat dalam membuat sensor," kata Hilwan Yudha saat berbincang dengan wartawan.

Peneliti lain, Dr. Lazuardi Umar mencoba mengangkat tema tentang polusi sungai. Doktor keluaran Jerman ini mengambil alga sebagai objek penelitian, yang mampu mendeteksi pencemaran sungai yang ada di Riau. Kepada riautribune, Lazuardi menuturkan, hasil akhir seminar akan dilakukan publikasi terindeks scopus, yakni sebuah publikasi akademik yang diakui Dikti, dunia, dan sangat bergengsi. "Kita akan menyelenggarakan diskusi lebih mendalam, memiliki hasil, dan bukan hanya seminar serantau yang tidak ada ujungnya," ucap Lazuardi. (ehm)