Sodik Mudjahid Sesalkan Demo 'Bunuh Menteri' Oleh Para Santri

Senin, 14 Agustus 2017

foto internet

JAKARTA - riautribune : Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid menyayangkan sekaligus prihatin atas aksi anak-anak dengan teriakan 'bunuh menteri' pada demonstrasi menolak Permendikbud Nomor 23/2017 yang mengatur program full day school (FDS).

"Yang pertama saya mengucapkan 'astaghfirullah hal adzim' atas demo yang berisi ancaman bahkan kata-kata sadis yakni "bunuh menteri" oleh kelompok remaja sekolah yang selama ini sering dijadikan simbol kesalehan yakni santri," ujar Sodik kepada wartawan, Senin (14/8).

Selain beristighfar, peristiwa tersebut juga menurut dia sangat memprihatinkan. Karena perkara yang didemonya hanya hal teknis, yakni pola hari belajar. "Bukan hal yang menyangkut akidah atau syariah. Pendemo penistaan agama saja tidak ada yang melontarkan kata-kata bunuh," sebut Sodik.

Politisi Partai Gerindra ini lagi-lagi mengaku prihatin karena demo tersebut diduga kuat akibat arahan dan provokasi dari guru, ustadz dan para seniornya.

"Padahal para santri dan kaum sekolahan dalam Al-Qur'an ditekankan harus dididik dialog dan musyawarah dengan argumen-argumen yang lebih alias wa jaadilhum billatii hiya ahsan," imbuh Sodik.

Namun demikian, ia berharap kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy untuk memaafkan para santri, para senior, guru dan ustaznya.

"Kepada Mendikbud saya berharap dan saya yakin pasti memaafkannya dan tidak memprosesnya secara hukum. Dan kepada para guru, ustaz, senior santri saya minta untuk kembali membawa dan mendidik santri dengan cara yang lebih islami, termasuk dalam menyampaikan protes atau unjuk rasa," demikian Sodik Mudjahid.(rmol)