Komisi I DPR: WNI yang Pulang dari Turki Harus Dipantau

Senin, 17 Juli 2017

foto internet

JAKARTA - riautribune : Turki menangkap ratusan WNI karena menjadi militan ISIS. Komisi I DPR menyebut fenomena ini harus menjadi perhatian serius pemerintah.

Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanuddin, menyebut yang harus diperhatikan pemerintah ialah para WNI yang pulang dari Turki. Harus dipastikan apakah WNI itu terindikasi teroris atau tidak.

"Buat saya, kita tidak bicara soal (terbanyak) kedua dunia. Mari kita lihat jumlahnya berapa dan jumlahnya berapapun harus mendapat perhatian dari kita bagaimana sekarang menyeleksi orang-orang itu agar tidak melakukan kegiatan-kegiatan semacam ISIS di negeri Indonesia," kata TB Hasanuddin dalam perbincangan, Minggu (16/7/2017) malam.


"Berapa pun jumlahnya harus ada upaya-upaya untuk mengeliminasi agar mereka tidak melakukannya di Indonesia," imbuhnya. Dia mengatakan, pemantauan terhadap WNI yang pulang dari Turki harus berkelanjutan. Selain itu, WNI yang pulang dari Turki mesti didata dan dilacak secara terus menerus keberadaannya.

"Seperti yang sudah-sudah, mereka perlu didaftar, dicek, dipantau keberadaannya dan kemudian kalau tinggal di mana harus ada pengawasan khusus," tegas politikus PDIP itu. Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dalam daftar jumlah militan asing ISIS yang ditangkap di Turki. Peringkat pertama adalah Rusia.

Olivier Guitta, CEO of GlobalStrat, perusahaan konsultasi keamanan dan risiko geopolitik mengatakan, statistik tersebut tidak menyebutkan periode penangkapan tersebut, namun menurutnya kemungkinan sejak tahun 2015 hingga sekarang.

Menurut data dari Kementerian Dalam Negeri Turki seperti dilansir News.com.au, Sabtu (15/7), dari total 4.957 militan asing ISIS yang ditangkap di Turki, warga Rusia adalah yang terbanyak di dunia, yakni 804 orang. Diikuti kemudian oleh warga Indonesia yang berjumlah 435 orang.(dtk)