Bupati Rohil Dianugerahi Gelar Adat

Senin, 21 September 2015

Tiga tokoh yang mendapat gelar adat itu yakni; H. Saleh Djasit (mantan Gubri) yang diberi gelar Datuk Sri Maha Rajo, kemudian Bupati Rohil H. Suyatno yang diberi gelar sebagai Datuk Paduko Rajo, dan Ketua DPRD Rohil H. Nasruddin Hasan diberi gelar sebagai

PUJUD-riautribune: Sebanyak 11 pucuk adat di Kecamatan Pujud dan Tanjung Medan melaksanakan kenduri untuk memperingati Satu Abad Kampung Pujud yang dipusatkan di Balai Kerapatan Adat Pujud, Sabtu (19/9) kemarin. Dalam memperingati satu abad itu, sebelas pucuk adat yang berada di dua kecamatan memberikan gelar adat kepada tiga orang tokoh Rohil karena dianggap sebagai pemimpin yang berhasil.

Tiga tokoh yang mendapat gelar adat itu yakni; H. Saleh Djasit (mantan Gubri) yang diberi gelar Datuk Sri Maha Rajo, kemudian Bupati Rohil H. Suyatno yang diberi gelar sebagai Datuk Paduko Rajo, dan Ketua DPRD Rohil H. Nasruddin Hasan diberi gelar sebagai Datuk Setia Amanah.

Saleh Djasit yang mendapat gelar adat sebagai Datuk Sri Maha Rajo merasa terharu dengan gelar tersebut. Dia merasa bangga bahwa adat istiadat masyarakat di daerah kelahirannya Pujud masih hidup hingga sekarang ini. "Saya mengucapkan selamat hari jadi Pujud ke 100 tahun. Saya berharap dengan usianya yang sudah mapan ini, Pujud akan lebih maju dan berkembang terutama bagi generasi mudanya," harap Saleh.

Sementara itu Bupati Suyatno juga merasa bangga dengan gelar yang diberikan kepadanya. "Saya menilai gelar itu adalah amanah dan harus dipertanggung jawabkan di dunia dan akhirat, saya berjanji gelar itu akan saya pertahankan hingga akhir hayat," ucapnya.

Menurutnya, gelar itu juga sebagai pemberian semangat oleh keponakan atau cucu dari generasi masa lalu. Untuk mempertahankan adat dan memperjuangkan hakikat sebuah perjuangan. "Generasi masa kini memang benar-benar memperjuangkan generasi masa lalu. Pemerintah dan DPRD Rohil terus berupaya semaksimal mungkin akan mengembangkan Kecamatan Pujud dan sekitarnya demi kemajuan Rohil," katanya.

Suyatno menambahkan, pemberian gelar adat tersebut tidak ada kaitannya dengan politik maupun kampanye dalam Pilkada Rohil. "Pucuk suku itu hanya memberikan gelar adat dalam kapasitas mereka untuk Bupati Rohil serta Ketua DPRD Rohil. Tidak unsur politik terkait dengan Pilkada yang akan berlangsung di Rohil dalam waktu dekat ini," tegas Suyatno. (rus)