DPR Minta Pemerintah Bikin Terobosan Atasi Bengkaknya Utang

Selasa, 11 Juli 2017

foto internet

JAKARTA - riautribune : Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan mengaku tidak menyalahkan pemerintah atas meroketnya utang negara hingga Rp 3.672,33 triliun. Dia hanya minta pemerintah melakukan sejumlah terobosan untuk mengatasi defisit anggaran dan beban utang.

"Persoalan ini sedang kami bahas. Yang menjadi perhatian, defisit tidak boleh lebih dari tiga persen, sekarang defisit sudah 2,7 sampai 2,9 persen. Ini sudah lampu kuning, dan DPR sudah mengingatkan itu," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/7).

Menurut Taufik, membengkaknya utang negara disebabkan sejumlah faktor eksternal, seperti kondisi ekonomi Amerika Serikat yang semakin dinamis. Karenanya, pemerintah harus melakukan sejumlah terobosan di dalam negeri agar kondisi ekonomi global yang belum bersahabat tak memberi pengaruh buruk terhadap perekonomian nasional.

"DPR dan pemerintah sedang bekerja untuk menghadapi keadaan ekonomi yang dinamis ini. Kami mendorong pemerintah melakukan sejumlah terobosan untuk meningkatkan daya beli masyarakat agar situasi domestik semakin kuat," jelasnya.

Selain itu, Taufik meminta pemerintah dapat menggerakkan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Berkembangnya UMKM dan koperasi dipercaya akan memperkuat sektor riil perekonomian nasional.

"Secara terbuka, menteri perdagangan menyampaikan bahwa daya beli masyarakat kita menurun. Solusinya, UMKM harus dioptimalkan, koperasi harus diperkuat agar jati diri ekonomi kita, ekonomi kerayakatan, semakin siap dalam menghadapi situasi global yang semakin dinamis," jelas politisi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.

Per Mei 2017, utang luar negeri Indonesia mencapai Rp 3.672 triliun. Utang tersebut berasal Surat Berharga Negara sebesar 80,2 persen atau Rp 2.943,73 triliun dan pinjaman sekitar 19,8 persen atau setara Rp 728,6 triliun. Pada R-APBNP 2017, pemerintah memproyeksikan pembiayaan dari utang mencapai Rp 427 triliun bila defisit anggaran mencapai 2,67 persen dari PDB, dan utang mencapai Rp 461,3 triliun bila defisit anggaran mencapai 2,92 persen dari PDB. Padahal, dalam APBN 2017, utang diproyeksikan Rp 384,7 triliun dengan asumsi defisit sebesar 2,41 persen dari PDB.(rmol)