PEKANBARU-riautribune: Jumat (18/9) kemarin,  Walikota Pekanbaru H. Firdaus, ST, MT mengirim surat kepada Menteri Kesehatan (Menkes) RI Nila Moeloek. Surat itu dikirim menyusul statemen Menkes yang mengatakan kualitas udara di Pekanbaru tidak berbahaya. Demikian disampaikan Walikota usai melakukan kunjungan ke Posko Darurat Asap di beberapa titik dan juga Puskesmas Simpang Tiga.

Walikota Firdaus, MT mengatakan, dia sangat menyesal dengan statemen yang disampaikan Menkes itu. Akibat pernyataan yang bertentangan dengan kondisi di lapangan itu, menimbulkan gejolak di tengah-tengah masyarakat di Pekanbaru. "Kita akan minta penjelasan Menkes, atas dasar apa Riau ini dikatakan udaranya tidak berbahaya," tegas Firdaus.

Ditambahkan orang nomor satu dijajaran Pemko Pekanbaru itu, bagaimana kondisi ini dikatakan tidak berbahaya, sedangkan jumlah korban asap saja semakin bertambah. "Coba lihat di papan data Puskesmas Simpang Tiga yang baru saja kita kunjungi tadi, dari Agustus hingga pertengahan September penderita ISPA mengalami kenaikan hingga 200 persen. Jadi tidak mungkin ini disebut udara tidak berbahaya," ujar Walikota.

Walikota menjelaskan, ketentuan penetapan kualitas udara itu sudah berdasarkan keputusan dari Kementerian Lingkungan Hidup. "Alatnya itu kan sudah ada, apabila angka partikulat sudah di atas 350 itu menandakan udara memang sudah masuk level berbahaya," jelasnya.

Dalam surat yang dikirimkan, ujarnya, Walikota juga meminta kepada Menkes untuk bisa mensosialisasikan jika ada parameter lain yang digunakan Menkes sebagai acuan. "Kita minta tolong disosialisasikanlah, biar masyarakat juga tidak rancu dalam memahaminya," ujar Firdaus.

Lebih lanjut Walikota juga meminta agar Menkes dan Kemen LH bisa duduk bersama membahas dan menyamakan parameter apa yang digunakan untuk menentukan status kualitas udara. "Ini kita maksudkan agar tak ada kerancuan dan perbedaan sehingga hal seperti ini tidak akan terulang lagi," tutup Wako. (hms-pku/ehm)