Ternyata 28 Unit Kendraan Tenggelam di Baseman Grand Central Hotel, Bukan Belasan

Ahad, 25 Juni 2017

PEKANBARU-riautribune: Ternyata data dilapangan pasca tenggelamnya baseman Hotel Grand Central Pekanbaru, menyebutkan sebanyak 28 unit, bukan belasan unit seperti disebutkan pihak managemen hotel. Data Polrestas Pekanbaru menyebutkan hal tersebut

Sementara itu dari pantauan riautribune kemarin, sejumlah kendaraan yang terendam di dalam basement, baik mobil maupun motor juga belum dapat dievakuasi karena proses penyedotan air menggunakan pompa air masih terus berlangsung

Jalan masuk ke basement yang seyogyanya menjadi tempat parkir dan lokasi karaoke tersebut masih ditutupi terpal. Sementara pompa air terus menyala menyedot genangan air yang masih tersisa sampai nantinya benar-benar surut. 

"Maaf pak, nggak dibolehkan masuk ke dalam (basement Hotel Grand Central) dulu. Airnya belum surut, masih disedot sama pompa air," ujar seorang satpam yang ditugasi menjaga terpal basement tersebut. 

Menurut dia, selama proses penyedotan air, pihak hotel memang melarang orang lain masuk ke basement. Kecuali atas seizin manajemen atau pengelola Hotel Grand Central. Hal itu sambungnya, untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan. 

"Kalau kendaraan (motor atau mobil) bapak ada di dalam, lapor saja ke manajemen hotel dan sertai dengan identitas diri. Nanti mereka yang akan memberi tahu langkah lebih lanjut untuk mengambil kendaraan bapak. Kalau sekarang semua kendaraan yang di dalam (basement) belum bisa dikeluarkan karena airnya masih dipompa," tuturnya tanpa mau menyebutkan nama. 

Usai memantau lokasi basement, riauterkini.com mencoba mengkonfirmasi ke pihak hotel, namun sayang pengelola hotel tak berada di tempat karena sudah libur. Humas di hotel yang bersangkutan juga sudah dihubungi berkali-kali, tapi selulernya sudah tak aktif lagi. 

Sementara itu Nora (28) seorang warga yang tinggal di belakang Grand Central hotel menuturkan bahwa pembangunan hotel ini sejak awal sudah menyalahi kodrat. Perihalnya hotel tersebut persisi dibangun dipinggir sungai yang menjadi aliran sungai Sail.

“Dulu diawal-awal berdiri memang media sempat menghebohkannya, karena membangun hotel, dipinggir sungai. Bahkan sungai terkesan kecilkan gara-gara pembangunan tapak hotel. Itulah yang kemudian meluap dan membanjiri baseman hotel. Artinya sudah resiko, hanya saja kedepan jangan sampai memakan korban,”Ucap Nora.

Warga ini memang sempat mengesalkan sikap pemko yang tidak tegas terhadap investor-investor besar, justru hanya berani pada masyarakat kecil, terutama dalam menggusur. (ehm)