Meningkat, Korban DBD di Bengkalis

Jumat, 18 September 2015

ilustrasi internet

BENGKALIS-riautribune: Setelah dikabarkan sekitar dua hari lalu, terdapat tiga warga Bengkalis menjadi korban Demam Berdarah Dengue (DBD), saat ini jumlah penderita penyakit dari gigitan nyamuk aedes aegypti itu terus bertambah jadi lima orang.

Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, sempat dikabarkan bahwa di Gang Kenanga dan Gang Karet Desa Senggoro, Kecamatan Bengkalis ada tiga warga terserang DBD dan saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bengkalis. Dua orang pelajar sekolah dasar dan seorang lagi dewasa.

Di alamat yang sama, dengan jarak kurang dari 50 meter, nyamuk aedes ini kembali menambah korbannya menjadi dua. Kedua korban ini pun merupakan anak-anak yang diketahui bernama Febrian berusia 12 tahun. Sedangkan satunya lagi Muhammad Azka usia 4 tahun, yang merupakan anak dari Kasubag Peliputan dan Dokumentasi Bagian Humas Setda Bengkalis, Adi Sutrisno.

“Kemarin kita mendapat kabar ada dua anak dan satu orang dewasa menderita penyakit DBD. Sehari setelah tiga korban yang terserang nyamuk aedes ini bertambah menjadi empat. Lalu hari ini setelah dibawa ke RSUD dan dilakukan pengecekan oleh dokter, anak saya dinyatakan positif terkena DBD," ujar Adi Sutrisno, Kamis (17/09).

Adi juga mengatakan, sejak ditetapkannya tiga korban DBD beberapa hari lalu, sampai saat ini pihak kesehatan nampaknya belum melakukan fogging di lingkungan tersebut. Padahal Penjabat Bupati Bengkalis sudah menginstruksikan Dinas Kesehatan untuk bertindak cepat.

“Bukan hanya di Kecamatan Bengkalis, seluruh kepala Puskesmas di seluruh kecamatan juga telah kita instruksikan untuk melakukan fogging di tempat-tempat yang sudah diketahui adanya kasus DBD. Seluruh Kepala Puskemas sudah kita perintahkan untuk bergerak cepat dan tepat agar penyebaran DBD segera diatasi dan tidak meluas, "ujar Ahmadsyah beberapa hari lalu.

Di bagian lain sebagaimana pernah disampaikan sebelumnya, Ahmadsyah juga mengingatkan warganya supaya rajin membersihkan lingkungan sebagai tindakan pencegahan. Lebih jeli melihat lokasi yang bisa dijadikan sarang nyamuk. Pencegahan demam berdarah yang paling efektif dan efisien sampai saat ini, imbuhnya, adalah kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus.

Tindakan 3M yang dimaksudkannya itu, adalah menguras tempat penampung air secara rutin, mengubur benda-benda bekas yang bisa menampung air serta menutup tempat penampungan air. Sedangkan yang dimaksud dengan Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan. Misalnya menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk dan menggunakan kelambu saat tidur.

Kemudian, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain

Ahmadsyah juga mengatakan sudah mengintruksikan Dinas Kesehatan serta seluruh Camat, Kepala Desa, Lurah, Kepala Puskesmas dan tenaga kesehatan di desa-desa di daerah ini untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing, agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan PSN. (afa)