Upaya Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pelalawan Dalam Membina Kepemudaan.

Jumat, 09 Juni 2017

Foto Disbudparpora Pelalawan,

PEKANBARU - riautribune :  Pemerintah Kabupaten Pelalawan terus mengembangkan daerah melalui potensi yang dimiliki para pemudanya. Berbagai forum kepemudaan terus dibina oleh Pemkab, bahkan Pelalawan hari ini memiliki sejumlah pemimpin muda, ini bisa terlihat dari Ketua DPRD Pemkab Pelalawan yang masih muda dan bersemangat tinggi. Guna melanjutkan komitmen dan program pengembangan pemuda, Pemkab Pelalawan pun menitipkan amanah ini ke tangan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pelalawan yang saat ini di nahkodai oleh Andi Yuliandri SKom.

Bupati Pelalawan yang diwawancarai wartawan baru-baru ini menuturkan, gerakan Pemuda Pelalawan juga mempunyai peran penting dalam proses pembangunan kabupaten Pelalawan. Terutama dalam membentuk generasi muda Pelalawan yang berkarekter. "Gerakan Pemuda Pelalawan diharapkan juga menjadi unsur terpenting menyukseskan visi kabupaten Pelalawan, yakni Pembaharuan menuju kemandirian," sebut Harris.

Komitmen pemimpin Negeri Tuah Sekata tersebut cukup terbukti hal ini terlihat dari salah satu organisasi yang cukup dikenal di kabupaten Pelalawan dan telah melahirkan banyak pemimpin muda, yakni Majelis Pemuda Pelalawan (MPP).

Guna mengakomodir kreatifitas dan keaktifan pemuda di Kabupaten Pelalawan, Disbudparpora pun telah menyusun sejumlah program strategis, yang dinilai bisa menjadi sebua wadah dalam menampung kreatifitas dan prestasi pemuda, pelajar dan anak-anak mudanya.

“Salah satu upaya kami, yakni melirik program yang cukup mendasar. Ibarat berjalan, kembali ke pangkal, ibarat tradisi menggalakkan kembali permaian-permainan tradisional anak negeri. Ada Nilai-nilai untuk menegakkan kembali pondasi budaya, dalam diri anak-anak muda Kabupaten Pelalawan,”Ucap Andi yang selalu terlihat energik dan penuh semangat.

Oleh karenanya di bulan april yang lalu, Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Pelalawan, akan menggelar invitasi olahraga tradisional tahun 2017. Kegiatan yang dipusatkan di lapangan bola kaki, Pangkalan Kerinci ini, dilaksanakan selama empat hari.

Program ini sendiri telah dimulai di Kabupaten Pelalawan dari tahun 2013 lalu. Pada pelaksanaan invitasi olah raga tradisional kali ini, kita mengangkat tema, Dengan kegiatan invitasi olahraga tradisional, “Kita lestarikan khazanah kebudayaan untuk memperlihatkan identitas melayu bertuah”.

Kepada riautribune.com Andi Yuliandri menuturkan banyak manfaat yang bisa diperoleh dalam permainan tradisional ini. Diantaranya, adanya kerjasama antar peserta, toleransi, memupuk kebersamaan dan kekompakan serta mencegah generasi muda dari hal-hal atau kegiatan yang tak bermanfaat. Karena itu, ia menginginkan agar perlombaan permainan tradisional ini bisa menjadi agenda rutin yang dilaksanakan tiap tahun.

"Kalau kita menginginkannya jadi agenda rutin yang dilaksanakan tiap tahun, dimana tiap tahunnya kegiatan ini digilir ke setiap kecamatan. Jadi selain bisa memelihara dan menjaga permainan tradisional agar tak punah, juga bisa menghidupkan perekonomian daerah setempat yang pada akhirnya akan bisa menghasilkan PAD bagi daerah ini," Ucapnya.

Cabang olah raga yang diperlombakan ada 4, yakni olahraga egrang, terompa panjang, dagongan dan olahraga hadang. Di mana acara tersebut akan diikuti sebanyak 283 peserta dari 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Pelalawan dan setiap kecamatan mengirimkan atletnya sebanyak 22 orang untuk empat cabang yang diperlombakan.

  "Jadi, setiap kecamatan diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut. Di mana kegiatan ini digelar setiap dua tahun sekali atau tahun ganjil. Sedangkan perlombaan ini, ," ujarnya.

Bukan hanya sampai disitu, Disbudaparpora Kabupaten Pelalawan, juga membangun komunikasi yang intens dengan organisasi kepemudaan, sehingga ide dan kreatifitas yang di aplikasikan dalam bentuk program bisa saling terafiliasi. “Kami selalu siap untuk berakselerasi, karena menurut kami, masa depan Pelalawan esok, ada di tangan pemuda-pemuda Pelalawan. Yang nantinya akan menjadi pemimpin di masa mendatang,”Ucap Andi.

Disbudparpora Pelalawan juga masih memiliki program andalan lainnya, Pelatihan kewirausahaan bagi pemuda Kabupaten Pelalawan.

“Pelatihan ini dimaksud untuk membangun karakter dan budaya wirausaha di kalangan pemuda, menanggulangi pengangguran pemuda, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja bagi pemuda, melembangkan usaha ekonomi pemuda yang berdaya saing, mengubah sikap dan budaya pencari kerja menjadi pencipta lapangan kerja,”Terangnya.

Pelatihan kewirausahaan adalah, usaha pemerintah untuk memecahkan permasalahan di atas dan mengantisipasi munculnya permasalahan ikutan adalah meggerakkan kewirausahaan pemuda yang berorientasi pemberdayaan dan pengembangan ekonomi rakyat pedesaan.

 Dikatakan, dilema ini telah banyak memicu kegiatan-kegiatan kepemudaan di lapangan yang dirancang untuk meningkatkan pendapatan mereka, termasuk pelatihan-pelatihan keterampilan bermata pencaharian. Akan tetapi, kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan secara sendiri-sendiri dan kurang menyentuh pada perubahan paradikma serta membentukan mental dan sikap wirausaha. Hal ini antara lain disebabkan belum adanya pedoman penyelenggaraan yang dapat memandu penyelenggaraan pelatihan di lapangan dalam menyelenggarakan pelatihan kewirausahaan pemuda yang menghasilkan wirausahawan yang tangguh berkecakapan hidup. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan kewirausahaan ini menjadi penting untuk di hadirkan di lapangan

Tidak hanya pada penguatan kreatifitas, mental pemuda pun menjadi perhatian. Pemkab Pelalawan dan Disbudparpora pun saat ini terus menggalakkan program Magrib mengaji yang telah di perdakan dan menjadi program bersama.

Harris secara singkat menjelaskan bahwa latar belakang pencanangan gerakan Maghrib Mengaji ini adalah ingin mengembalikan kembali tradisi anak-anak mengaji sehabis Maghrib. Arus globalisasi yang begitu menggempur generasi saat ini ternyata mampu secara perlahan mengikiskan tradisi Maghrib Mengaji yang sedari dulu sudah ditanamkan.

 Kata Harris, dahulu anak-anak belum bisa pulang ke rumah jika belum mengaji usai Maghrib di mesjid yang dilanjutkan dengan sholat Isya. Tradisi itu dulu begitu tertanam kuat di anak-anak, tapi sekarang dengan kondisi dan situasi yang berbeda, tradisi itu telah hilang tergerus arus globalisasi.

 "Kita menginginkan dengan program ini, anak-anak kita kembali ke akhlaknya sehingga bisa meminimalisir tingkat kenakalan remaja. Anak-anak jadi tidak melawan ke orangtua, sopan santun dan hal-hal positif lainnya," tegasnya.

 Melalui beberapa program ini, Disparpora kabupaten Pelalawan, terus berupaya dalam meningkatkan peran aktif bersama pemuda, dalam pembangunan Kabupaten Pelalawan yang seiring dengan visi dan misi. (RT/Adv-Diskominfo Kabupaten Pelalawan)