Teror Bom Kampung Melayu, DPR Soroti Kapasitas Intelijen

Jumat, 26 Mei 2017

foto internet

JAKARTA - riautribune : Peran intelijen menjadi sorotan dalam teror bom Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Rabu malam, 24 Mei 2017. Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari berharap, setelah kejadian tersebut kemampuan intelijen untuk mendeteksi dan memberi peringatan dini kepada aparat harus ditingkatkan.

"Secara khusus Komisi I berharap kapasitas deteksi dan peringatan dini dari aparat intelijen ditingkatkan sekaligus kapasitas cegah tangkal dini aparat keamanan terutama di pusat keramaian warga," kata Abdul Kharis di Jakarta, Kamis, 25 Mei 2017.

Abdul Kharis minta, aparat keamanan harus mengungkap identitas pelaku dan aktor pemikir di balik bom bunuh diri tersebut. Pengungkapan itu, kata dia, tanpa mengaitkan dengan agama tertentu karena kasus bom merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan. Apapun motif pelaku, tetap saja sebagai penistaan terhadap kemanusiaan. "Duka yang paling dalam untuk semua polisi yang gugur dan terluka serta seluruh korban, kami bersama korban dan keluarga."

Politikus PKS itu menambahkan, masyarakat Indonesia tidak boleh ada sedikitpun ketakutan lagi dan termakan teror pelaku, sehingga harus bersatu dan bersama membangun kesadaran bahwa teror adalah musuh bersama. "Oleh karena itu diharapkan hadirnya sinergi antarlembaga untuk menganalisa penyebab serta rekomendasi kebijakan secara utuh," kata Abdul Kharis.

Anggota Komisi I DPR Evita Nursanty mengatakan, bom Kampung Melayu harus menjadi momentum bersama melawan terorisme dan radikalisme. Menurut Evita, semua pihak harus bersatu dan memberikan dukungan penuh kepada Badan Intelijen Negara (BIN), Polri, TNI, Badan Nasional Penganggulangan Terotisme, dan kementerian terkait dalam rangka deteksi dini, penindakan, serta deradikalisasi.

Menurut Evita, masyarakat bisa secara proaktif melaporkan peristiwa mencurigakan di sekitarnya, ikut serta dalam upaya pencegahan dan deradikalisasi. "Ini harus jadi momentum perlawanan bagi seluruh elemen melawan terorisme. Jangan takut, tapi harus selalu waspada terhadap bahaya."

"Saya yakin intelijen sudah melakukan deteksi dini, tahu akan terjadi tapi lokasi persisnya masih belum clear. Teror itu bisa di mana saja dan kapan saja," ujar  politikus PDI Perjuangan itu. Evita tidak mau berandai-andai tentang kelompok dalam teror bom Kampung Melayu, termasuk apakah ada kaitan dengan bom di Manchester maupun Filipina.(tmpo)