Aksi sadis paman dan sepupu bunuh dan perkosa bocah SD di Palembang

Rabu, 24 Mei 2017

illustrasi Internet

PALEMBANG - riautribune : Langkah Ican (45), tergopoh-gopoh saat jejaknya diketahui anggota kepolisian dari Polsek Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan. Residivis kasus pencabulan itu kembali berurusan dengan kepolisian setelah diduga membunuh dan memerkosa siswi SD berinisial NP (8) di dekat rumahnya Lorong Aman, Jalan Ki Marogan, Kelurahan Kemang Agung, Kertapati, Palembang, Jumat (19/5) siang.

Kasus ini membuat warga sekitar resah hingga mengungsikan anak gadisnya. Sebab, pelaku disebut-sebut tengah memperdalam ilmu kesaktian hingga perlu kembali memakan korban.

Namun, setelah tiga hari menjadi buronan kepolisian pelaku akhirnya dibekuk. Pelaku dibekuk di musala seputaran Pasar Induk Jakabaring, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, Selasa (23/5) dini hari.

Pelaku sempat melarikan diri saat dibekuk petugas. Lantaran berupaya melarikan diri, Ican ditembak polisi sebanyak enam lobang di kakinya. "Ya benar, dini hari ditangkapnya, kita tembak karena mau kabur saat disergap," kata Kapolresta Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono, Selasa (23/5).

Ican mengaku bertemu dengan korban saat bermain di dekat rumahnya. Lantas, tersangka memanggil korban untuk dibelikan rokok namun ditolaknya.

Kesal dengan penolakan itu, tersangka kembali memanggil korban dengan alasan disuruh Jamilah (50), pemilik rumah tempat penemuan mayat korban. Korban pun datang menemui tersangka.

Sesampai di rumah, korban ditarik tersangka ke dalam kamar. Korban yang berteriak diancam tersangka untuk diam. Korban kembali berontak yang membuat tersangka naik pitam. Mulut korban dibekap dan lehernya dicekik korban.

"Saya kesal dia (korban) tak mau membelikan rokok, makanya saya panggil ke rumah Jamilah, biar dia mendekat," ungkap Ican di Mapolresta Palembang. Melihat korban tak berdaya, tersangka semakin beringas. Dia memerkosa korban lebih dari sekali.

Setelah itu tersangka mencekik korban hingga tewas. Hal itu dilakukannya agar tak diketahui orang lain. "Habis itu saya masukkan dalam karung dan dimasukkan di bawah ranjang kamar," ujar dia.

Ican mengaku sepupunya, Andre (19) yang ikut andil dalam aksi bejatnya itu. Ican mengaku keterlibatan Andre ketika sepupunya itu mendengar jeritan korban saat dicekik. Lalu, tersangka memanggil Andre untuk menemuinya.

Saat Andre masuk, tersangka Ican keluar. Namun, dia mendengar suara tanda-tanda Andre menyetubuhi korban yang telah tergeletak tak bernyawa. "Bukan saya sendirian, Andre juga ikut memperkosa tapi pas sudah meninggal," ujarnya.

Saat itu keduanya sempat panik. Lalu memutuskan mengikat dan memasukkan jasad korban ke karung. Tersangka mengaku telah merencanakan membuang jasad korban agar keluarga tak lagi menemukan jasadnya. Niat itu rencananya akan dilakukan pada malam harinya. "Kami berdua sama-sama yang masukin ke karung, habis itu disimpan di bawah ranjang," kata tersangka.

Pengakuan tersangka Ican dibantah Andre yang juga telah diamankan polisi, namun masih berstatus saksi. Andre mengaku sama sekali tidak terlibat, apalagi memerkosa korban yang telah tewas. "Tidak benar itu, tidak benar tuduhan Ican. Saya tidak memperkosanya," kata Andre.

Hanya saja, Andre sempat melihat tersangka menarik korban ke kamar. Dia juga mendengar suara gaduh dari dalam kamar saat perkosaan dan pembunuhan terjadi. "Saya diamkan saya, saya keluar rumah, karena tidak berani mendekat. Saya pergi menemui keluarga, jauh dari rumah," ujarnya.

Begitu pulang, Andre curiga warga heboh mencari korban. Dia pun teringat kejadian sebelumnya sehingga mengajak keluarga korban mengecek TKP dan menemukan jasad korban. "Saya ingat-ingat, jadi saya buka kamar itu dan terlihat ada karung di bawah ranjang," pungkasnya.(mrdk)