Taruna Akpol Meninggal, Aktivis HAM: Kultur Sekolah Kedinasan Harus Diubah

Sabtu, 20 Mei 2017

illustrasi Internet

JAKARTA - riautribune :  Seorang taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Brigadir Dua Taruna (Brigdatar) Mohammad Adam diduga tewas dianiaya. Aktivis HAM Haris Azhar memandang kasus penganiayaan di sekolah berbasis pendidikan militer masih kerap terjadi.

"Jadi memang kultur dalam dunia pendidikan itu semacam terfasilitasi dalam lembaga-lembaga ini. Dan masih kerap terjadi," ujar pegiat HAM Haris Azhar, saat dihubungi, Jumat (19/5/2017).

"Ini menunjukkan masih ada PR besar di dunia pendidikan. Dan juga dunia pendidikan bela negara. Ini kan bahaya ya mau ngembangin tempat bela negara lah, apalah," ucap mantan Koordinator LSM KontraS ini.

Menurut Haris, peristiwa seperti itu masih kerap terjadi karena masih ada orientasi disiplin yang dibangun dengan kekerasan. Haris menjelaskan, tegas dan keras adalah dua hal yang berbeda. Ia pun menduga, dalam proses awal perekrutan siswa ditemukan orang yang justru belum disiplin.

"Kalau misalnya ada argumentasi bilang bahwa memang diterapkan cara-cara seperti itu, memang patut diduga perekrutan awalnya tidak benar-benar menemukan orang yang sudah disiplin," ucapnya.

Haris menuturkan, kedisiplinan siswa bukan dibentuk di dalam sekolah. Menurut Haris, justru saat proses perekrutan lah disaring siswa yang memang memiliki kedisiplinan.

"Jadi mengandaikan kedisiplinan itu diciptakan di dalam sekolah. Padahal kan sejak awal merekrut orang yang punya karakter yang disiplin. Jadi dalam sekolah-sekolah itu yang dibangun adalah soal kapasitasnya, bukan lagi cara disiplinnya dengan cara seperti ini," tuturnya.

Meskipun demikian, Haris mengakui jika sudah ada perubahan kurikulum dalam pendidikan baik di sekolah berbasis militer atau sekolah reguler. Berkaca dari peristiwa ini, Haris memandang jika perubahan tersebut belum sepenuhnya diterapkan.

"Tapi peristiwa ini terjadi, itu menunjukkan bahwa perubahan itu belum tuntas. Yang kedua, harus ada penegakan hukum, bukan hanya pada pelaku, tapi juga pada pengawas di sekolah itu sendiri," katanya.

Salah satu pihak yang disebut Haris harus menegakkan hukuman atas kasus ini adalah Polisi. Menurutnya, Polisi harus menunjukkan keseriusannya dalam menuntaskan kasus yang mengakibatkan meninggalnya taruna dalam masa candradimuka itu.

"Seyogyanya sih Polisi. Memang kalau polisinya nggak serius, ya lagi-lagi ntar bakal dicemooh lagi sama masyarakat. Kan polisi kan jadi cemoohan masyarakat aja kan? Jadi mereka harus nunjukin keseriusannya," cetus Haris.(dtk)