Bank Riau Kepri Mulai Antisipasi Virus WannaCry

Senin, 15 Mei 2017

illustrasi Internet

PEKANBARU - riautribune : PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Riau Kepri mulai mengantisipasi ancaman virus ransomware WannaCry dengan menguatkan sistem teknologi berjaringan dan informasi.

"Begitu mendengar adanya serangan virus tersebut (WannaCry) kami langsung melakukan antisipasi," kata Pemimpin Bagian Corporate Secretary Bank Riau Kepri (BRK) Winovri, Senin (15/5/2017) siang. Win menjelaskan, sejauh ini BRK juga belum memaksimalkan online banking, sehingga kemungkinan untuk terinfeksi virus WannaCry sangat kecil.

Walau demikian, lanjut dia, upaya pencegahan tetap dilakukan agar tidak terjadi kelumpuhan pada sistem, begitu terjadi deteksi infeksi di cabang, maka akan langsung diputus jaringan sistemnya.

Win mengatakan, pihaknya telah mendengar dari berbagai media terkait virus WannaCry atau Wanna Decryptor (WCRY) yang terdeteksi sebagai Win32/Filecoder.WannaCryptor.D trojan.

"Beberapa rumah sakit dikabarkan sistem komputernya telh dirusak virus ini, maka upaya antidipasi perlu dilakukan," katanya.

Patut diketahui, bila dibandingkan dengan ransomware lain, WannaCry punya keunikan, yakni memilih memanfaatkan eksploitasi Windows yang diperoleh melalui eksploit NSA yang disebut EternalBlue yang sempat digunakan oleh kelompok Shadow Broker, April lalu.

Eksploit NSA ini punya kemampuan melakukan penetrasi ke dalam mesin yang menjalankan Windows XP dengan mengeksploitasi kerentanan pada server Windows SMB.

Ini yang menjadi penyebab kenapa WannaCry mampu menyebar dengan waktu yang sangat cepat, menurut peneliti perusahaan antivirus ESET, dalam rilis yang diterima Sabtu (13/5/2017).

Proses penyebaran masif disebabkan juga agresifitas ransomware yang terus bekerja secara terstruktur, misal, apabila salah satu komputer perusahaan terinfeksi oleh WannaCry, Worm pada ransomware akan mencari sendiri komputer yang rentan untuk diinfeksi, sehingga dalam waktu singkat WannaCry bisa meruntuhkan sebuah sistem atau jaringan dalam perusahaan.

WannaCry menyerang berbagai perusahaan, bank, rumah sakit, telekomikasi, layanan, kereta dan berbagai jenis organisasi lain. Ransomware ini memiliki ransom note dengan multi bahasa, atau setidaknya mendukung lebih dari 25 bahasa. WannaCry juga mengenkripsi semua file tanpa pandang bulu.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel A. Pangerapan menyampaikan serangan siber ini bersifat tersebar dan masif serta menyerang sumber daya sangat penting (critical resource).

"Serangan ini bisa dikategorikan teroris siber," kata Semuel. Di Indonesia, berdasarkan laporan yang diterima oleh Kominfo, serangan ditujukan ke Rumah Sakit Harapan Kita dan Rumah Sakit Dharmais.

"Dengan adanya serangan siber ini kami minta agar masyarakat tetap tenang dan meningkatkan kehati hatian dalam berinteraksi di dunia siber," Semuel mengakhiri.(rb)