Di Mandau Udara Sudah Beracun,

Senin, 14 September 2015

Masyarakat Minta Pemerintah Jangan Lagi Beretorika
BENGKALIS-Kalangan masyarakat Bengkalis bereaksi keras atas musibah kabut asap yang sudah dua minggu ini menyelimuti udara kabupaten Bengkalis. Masyarakat mendesak penanganan secara komprehensif dan tidak beretorika atas musibah kabut asap yang semakin tebal dan membahayakan kesehatan tersebut.

"Kabut asap yang sudah semakin pekat sekarang tidam obahnya seperti pembunuhan massal secara berangsur-angsur kepada masyarakat. Disisi lain pemerintah kurang tanggap atas bencana asap yang terjadi, dan malahan memikirkan kabut asap yang sudah menyeberang ke Malaysia dan Singapura, bukannya memikirkan pemadaman dan tindakan hukum,"sebut Ikhwanal Amri S.Sos, warga Bengkalis Minggu (13/09/2015) dengan nada geram.

Kerisauan yang disampaikan Ikhawanal sangat beralasan, karena kabut asap yang muncul sekarang kadar pencemaran udaranya atau ISPU sudah mencapai diatas 400 untuk pulau Bengkalis. Sedangkan di kecamatan Mandau ISPU sudah pada angka 800 dengan arti kata kabut asap yang terjadi sudah beracun dan membahayakan kesehatan. Udara beracun di mandau akan mengancam ratusan ribu nyawa disana dengab berbagai macam penyakit.

Menurut alumni Universitas Riau ini, pemerintah seharusnya berhenti beretorika dengan memgambil langkah kongkrit penanganan kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap yang dikirim dari provinsi Jambi dan Sumatera Selatan itu. Ribuan bahkan jutaan jiwa terutama anak-anak terancam masa depan mereka karena hidup dalam kepungan kabut asap dan menghisap udara beracun.

"Jutaan Anak-anak terancam masa depan mereka, karena kalau kabut asap dan kebakaran hutan masih berlangsung yang dikhawatirkan adalah kesehatan manusia. Penyakit radang paru-paru, infeksi saluran pernafasan sampai dengan kanker paru-paru bisa datang suatu waktu nanti, karena dampak dari kabut asap yang terjadi saat ini. Pemerintah harus bisa mengambil tindakan cepat pemadaman api serta langkah hukum yang tegas bagi pembakar lahan,"pinta Ikhwanal.

Hal serupa dilontarkan Tun Ariyul Fikri AMd pegiat lingkungan hidup di Bengkalis yang menuding pemerintah mulai dari pusat sampai daerah tidak becus mengurusi kabut asap serta tatakelola lahan selama ini. Karhutla yang terjadi bukan persoalan baru, tapi sudah tahunan terjadi tanpa ada pola penanganan yang berkelanjutan, kalaupun ada lebih berorientasi kepada proyek.

Alumni Politekhnik Bengkalis ini menyesalkan sikap pemerintah pusat yang bergerak lamban dalam penanganan karhutla di daerah-daerah rawan kebakaran. Termasuk diantaranya kebiasaan pemerintah mencari kambing hitam ketika karhutla terjadi, yaitu masyarakat peladang yang hanya membakar lahan dalam skala kecil sementara luas lahan yang terbakar ribuan hektar dan dampaknya sampai ke negara tetangga.

"Selagi pemerintah masih tunduk serta berkolusi dengan pemodal atau kapitalis-kapitalis di sektor perkebunan dan kehutanan niscaya karhutla dan kabut asap tetap akan terus terjadi. Jangan masyarakat kecil yang terus dijadikan kambing hitam karena luas lahan yang terbakar mustahil hanya dilakukan warga peladang. Disisi lain perusahaan-perusahaan besar malah cuci tangan atas musibah yang terjadi sekarang dan pemerintah lebih terkesan membela pemodal," kata Tun Ariyul.

Udara Beracun

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bengkalis Arman AA menanggapi kondisi kabut asap sekarang ini di Bengkalis mengakui kalau udara semakin tidak sehat. Bahkan di kecamatan Mandau dan Pinggir kategori udara sudah beracun karena Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) sudah mencapai angka 800. Sedangkan di pulau Bengkalis maupun kecamatan Bukitbatu dan Siak kecil ISPU pada angka diatas 400.

"Kondisi udara sudah sangat tidak sehat sejak dua hari ini di.pulau bengkalis. Sedangkan di Mandau dan Pinggir sudah dalam kategori berbahaya bagi kesehatan karena ISPU mencapai 800 yang artinya kabut asap sekarang sudah mengandung racun. Sementara kita pantau tidak ada karhutla di kabupaten bengkalis, merupakan kabut asap kiriman,"terang Arman.

Diimbau kepala BLH kepada seluruh masyarakat Bengkalis untuk tidak terlalu sering keluar rumah terutama anak-anak yang rentan penyakit. Juga diingatkan apabila keluar rumah untuk mengenakan masker menjaga kesehatan. Untuk sekolah kemungkinan besar di Bengkalis masih diliburkan dan disetiap kecamatan disarankan untuk mendirikan posko kesehatan melalui puskesmas masing-masing kecamatan.(afa)