Permintaan CPO Meningkat, Picu Surplusnya Perdagangan di Riau

Ahad, 09 April 2017

Ilustrasi/Net

PEKANBARU - riautribune : Meningkatnya permintaan negara tujuan ekspor disebabkan membaiknya kondisi perekonomian negara tersebut. Hal ini berdampak baik terhadap perbaikan harga komoditas utama seperti Cruide Palm Oil (CPO), dan meningkat pula kinerja sektor perkebunan atau industri pengolahan di Riau.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Riau, Aden Gultom menjelaskan, selain angka ekspor, pihaknya juga mencatat neraca perdagangan Riau kwartal Februari 2017 surplus senilai US$ 1,26 miliar. Sedangkan pada Januari-Februari 2017 mengalami surplus senilai US$ 2,71 miliar yang merupakan dampak positif dari perbaikan perekonomian wilayah tujuan ekspor dari Riau.

"Neraca perdagangan atau neraca ekspor-impor Provinsi Riau, Februari 2017 surplus US$ 1,26 miliar tersebut dipicu surplus sektor non migas US$ 1,08 miliar dan sektor Migas US$ 178,55 juta. Dari sisi volume perdagangan, Februari 2017 surplus 2.001,79 ton yang didorong surplus sektor non Migas 1.511,70 ribu ton, dan sektor Migas 490,09 ribu ton," terang Gultom, kemarin.  

Aden Gultom menambahkan, pada Januari-Februari, neraca perdagangan Riau, surplus US$ 2,71 miliar yang dipicu surplus non Migas US$ 2,30 miliar dan surplus sektor Migas US$ 402,42 juta.

"Dari sisi volume perdagangan Januari-Februari 2017 neraca perdagangan Provinsi Riau surplus 4.337,85 ribu ton, didorong surplus sektor non Migas 3.245,98 ribu ton dan sektor Migas 1.091,88 ribu ton," tutupnya. (lem/rul)