Akademisi Mulai Angkat Suara Perihal Pilgubri.

Jumat, 24 Maret 2017

PEKANBARU - riautribune : Kepercayaan masyarakat terhadap partai politik (parpol) beberapa tahun terakhir terus mengalami penurunan. Hal ini disebabkan kegagalan parpol dalam membangun komunikasi politik dengan masyarakat, sehingga aspirasi mereka sering diabaikan.

fenomena ini dikaitkan dengan pelaksanaan Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) tahun 2018 mendatang, menurut Pengamat Politik Riau Prof Dr H Sujianto MSi, dukungan parpol tidak menjamin pasangan calon bisa menang di Pilgubri nanti."ucap Wakil Rektor II UR ini.

"Meskipun didukung banyak parpol, belum bisa menjamin pasangan calon menang di Pilgubri. Yang utama itu figurnya, bukan dukungan parpol. Di Pilkada Pekanbaru kemaren sudah terbukti, ada pasangan calon yang didukung banyak parpol, tapi tetap saja kalah. Fenomena ini juga terjadi di Pigubri.

Kalau Pilkada sebelumnya, figur yang numpang ke parpol, sekarang terbalik, parpol yang numpang ke figur. Begitu fenomenanya," ujar Sujianto.

Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap parpol, lanjutnya, momen Pilgubri 2018 nanti bisa dijadikan sarana bagi parpol dengan menjalankan tahapan-tahapan penetapan calon yang akan diusung secara transparan.

"Setiap parpol punya mekanisme masing-masing sebelum memberikan dukungan kepada calon. Tahapan ini hendaknya dilaksanakan dengan baik, dengarkan aspirasi konstituen. Hindari kepentingan pribadi atau kelompok. Saya optimis, jika ini dilakukan akan muncul figur yang diinginkan masyarakat untuk memimpin Riau kedepan," jelasnya.

"Apabila semua parpol konsisten menjalankan tahapan ini, tentunya kepercayaan masyarakat pelan-pelan bisa diraih lagi. Masyarakat sekarang tak bodoh lagi, mereka sudah banyak yang mengerti politik, kalau ada juga parpol yang memainkan mahar politik kepada calon yang akan diusung, saya pastikan calon itu tak akan menang di Pilgubri. Yang beruntung hanya segelintir oknum di parpol itu, karena menerima mahar dari calon," pungkasnya.