Sharp Greenerator Lakukan Aksi Pelestarian Lingkungan

Jumat, 24 Maret 2017

foto internet

JAKARTA – riautribune : Bertepatan dengan Hari Air Sedunia yang diperingati setiap 22 Maret 2017 serta menyambut Earth Hour di tanggal 25 Maret 2017, PT SHARP Electronics Indonesia (SEID) kembali menggerakan aksi anggota komunitas SHARP Greenerator untuk melakukan sebuah aksi pelestarian lingkungan di Hutan Kota Sangga Buana.

Difasilitasi oleh WWF-Indonesia, Komunitas SHARP Greenerator akan belajar mengenai pemanfaatan sumber energi alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti energi yang berasal dari minyak bumi yang kian hari kian menipis. Kegiatan ini sekaligus menandai kelanjutan komitmen SHARP Greenerator Generasi II yang dilantik pada Februari 2017 lalu, setelah melalui beragam proses termasuk penyaringan dari total 100 aplikan yang masuk. Seluruh peserta yang berasal dari beragam sekolah di Bogor dan sekitarnya, serta organisasi nirlaba lingkungan hidup seperti World Wide Fund (WWF) Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Transformasi Hijau (Trashi), Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi), dan Borneo Orangutan Survival (BOS)

Foundation akan dibekali beragam informasi penting dan menarik mengenai perubahan iklim dan energi, pemanfaatan sampah, air dan sinar matahari sebagai sumber energi alternatif serta melakukan penelitian dan pengujian kualitas air di sungai pesanggrahan. Haruhiko Sano selaku Branding Strategy Group General Manager PT SEID, turut mengungkapkan antusiasmenya pada kegiatan SHARP Greenerator kali ini,

“Pengetahuan anak muda mengenai alam dan lingkungan tidak cukup dibekali melalui pelajaran di sekolah, mereka perlu terjun langsung untuk melihat kondisi dan belajar dari para ahli di bidangnya agar mampu memahami dan mengamati prosesnya.

Selain itu, kami juga melihat potensi dan kiprah yang begitu besar terhadap lingkungan dari Hutan Kota Sangga Buana, kami pun tergerak untuk menjadikan Hutan Kota Sangga Buana sebagai sarana pembelajaran yang tepat bagi SHARP Greenerator dalam mencari tahu pengelolaan lingkungan yang baik.” Di tengah luasnya hamparan rerumputan dan sejuknya pepohonan rindang di hutan yang terletak di tengah kota ini, para peserta diajak untuk mengitari tiga pos dengan ragam kegiatan berbeda terkait dengan pelestarian alam.

Sebagai kegiatan awal, peserta diajak untuk menyusuri Kali Pesanggarahan yang menjadi bagian dari hutan kota ini. Sebelum ditata menjadi sebuah lahan konservasi, Hutan Sangga Buana merupakan tempat pembuangan sampah bagi masyarakat sekitar, maka tak heran jika kondisi Kali Pesanggarahan beberapa tahun silam terlihat menyedihkan karena timbunan sampah dan warna air yang pekat mendekati hitam.

Dengan penyusuran ini, peserta dapat http://www.sharp-indonesia.com PT. SHARP ELECTRONICS INDONESIA Karawang International Industrial City (KIIC) Jl. Harapan Raya Lot LL 1&2, Teluk Jambe Timur, Karawang – Jawa Barat Telp: (62-21) 8061 7100 Fax: (62-21) 8061 7123 mencerna informasi seputar kondisi sungai dan jenis bambu sebagai penetralisir tanah, manfaat hutan kota, dan bagaimana relevansi ketiganya untuk kehidupan.

Selain melestarikan alam, peserta juga dipupuk rasa cinta dan syukurnya terhadap alam melalui Pos Sedekah Alam. Disebut demikian karena pada pos ini peserta dibawa untuk melepaskan bibit ikan ke sungai dan menanam pohon di sekitar Hutan Kota Sangga Buana.

Terakhir dan tak kalah pentingnya dari kegiatan ini, peserta turut menyambangi tempat pengelolaan sampah yang berlokasi persis di dalamnya. Produksi sampah di setiap satu kepala keluarga kerap mencapai 7 kilogram, jumlah yang cukup banyak sementara persentase sampah yang didaur ulang hanya mencapai 20 – 25% dan sisanya menjadi residu.

Untuk itu, peserta kembali diingatkan dengan tiga proses penting dalam pengelolaan sampah yakni pemilihan sampah, pemisahan berdasarkan kategori, hingga pengolahannya menjadi energi terbarukan. Pada umumnya, sampah-sampah dibakar agar uapnya dapat digunakan sebagai tenaga penggerak mesin pengolahan sampah, sementara hasilnya yang berupa abu residu akan dimanfaatkan kembali sebagai pupuk.

Hutan kota Sangga Buana merupakan cikal bakal hutan kota di Jakarta, menempati area seluas 120 hektar, sekitar 30 tahun lalu, area bantaran sungai pesanggrahan ini sangat memprihatinkan. Sampah-sampah menggunung di tepian sungai dan tercium aroma busuk dengan air sungai berwarna kehitaman.

Kesadaran masyarakat sekitar dan inisiatif seorang warga yang bernama bang Idin, merupakan semangat yang patut ditiru oleh para anggota SHARP Greenerator. “ Melalui program yang difasilitasi oleh WWF – Indonesia, kami tidak hanya ingin berbagi pengetahuan mengenai isu perubahan iklim dan sumber energi, tapi juga ingin menularkan semangat yang dimiliki oleh para warga dalam mengelola dan melestarikan lingkungan”, ucap Susilowati Lestari selaku Head Of Supporter Relation & Fundraising WWF-Indonesia.

Selain dari aksi ini, upaya yang dilakukan SHARP untuk berterimakasih pada alam juga dilakukan sebelumnya melalui kegiatan CSR Care & Share Project pada tanggal 18 Maret 2017 di Museum Satria Mandala, Gatot Subroto, Jakarta. Di samping mengenal sejarah guna meningkatkan minat mereka untuk mengunjungi museum, siswa dan siswi SMKN 29 Jakarta juga diajak untuk membersihkan sampah di museum sekaligus menjadi bagian dari peresmian Taman Mini SHARP yang dapat dinikmati oleh public sebagai aksi nyata mereka.

 Agar semakin diminati anak muda, SHARP juga menyediakan sebuah selfie spot berbentuk tampilan Instagram untuk mereka yang ingin berfoto dan membagikannya melalui sosial media. Dengan tingginya andil anak muda terutama dengan adanya komunitas SHARP Greenerator hingga generasi kedua, SHARP berharap generasi muda akan semakin menghargai energi yang ada dengan menggunakannya secara efisien, mampu mengedukasi teman-teman di lingkungannya, bahkan menciptakan inovasi-inovasi baru yang ramah. lingkungan dengan energi terbarukan.

Tentang SHARP Greenerator SHARP Greenerator merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) berupa komunitas anak muda pencinta lingkungan yang diluncurkan oleh PT SHARP Electronics Indonesia (SEID) pada November 2015. Sejak bulan Januari-Maret 2016, SEID dan SHARP Greenerator telah menggelar sejumlah aksi nyata pelestarian lingkungan hidup bersama partner organisasi nirlaba lingkungan hidup, lalu pada Maret 2016 dilakukan pelantikan Presiden beserta anggota tetap komunitas.

Kelima organisasi nirlaba lingkungan hidup yang menjadi mitra SHARP Greenerator dalam mengawal dan mendampingi aktivitas SHARP Greenerator adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kebun Raya Bogor, Transformasi Hijau (Trashi), Yayasan Terumbu Karang Indonesia (Terangi), World Wild Fund (WWF) Indonesia, serta Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation.

Bersama-sama kelima organisasi pembina tersebut dan juga SEID selaku inisiator, beragam aksi nyata untuk lingkungan hidup telah dilakukan oleh komunitas ‘hijau’ ini. BOS Foundation melakukan pengawalan untuk aktivitas konservasi orangutan dalam program Orangutan Live Saver yang dilaksanakan pada 13 Januari 2016 di Pusat Primata Schmutzer Ragunan Jakarta.

Dalam kegiatan ini, mereka belajar mengenal langsung perilaku khas orangutan, proses pelepasliaran orang-utan ke habitat asli mereka, juga melakukan adopsi tiga Orangutan bernama Kopral dan Shelton yang saat ini tinggal di Samboja Lestari, serta Sura di Nyaru Menteng. Kedua lokasi tersebut merupakan pusat konservasi, rehabilitasi, dan reintroduksi Orangutan di Kalimantan yang sangat terkenal di seluruh dunia.

Dengan melakukan adopsi, para anggota komunitas telah turut berkontribusi dalam pembiayaan perawatan ketiga orangutan tersebut dan dapat memantau pertumbuhan serta perkembangan mereka secara berkala. Sementara itu, WWF Indonesia mengawal SHARP Greenerator untuk isu yang berkaitan dengan perubahan iklim dan energi terbarukan dalam program Climate Change Agent pada 27 Januari 2016 di Museum Listrik dan Energi Terbarukan Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.

Bersama WWF, selain mendapat wawasan mengenai alternatifalternatif energi baru terbarukan, mereka juga belajar langsung untuk menghitung energi dan biaya yang dihabiskan satu orang manusia setiap harinya melalui simulasi kalkulator karbon sehingga muncul kesadaran dalam diri mereka untuk melakukan penghematan energi sesederhana mungkin dalam aktivitas sehari-hari.

Terangi mengawal SHARP Greenerator untuk aktivitas konservasi ekosistem laut dan pesisir dalam program Coral Reef Heroes pada 24 Februari 2016 di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Di kegiatan ini, mereka terjun langsung ke perairan Pulau Pramuka untuk melakukan adopsi puluhan terumbu karang dan belajar di bawah laut mengenai simbiosis antara satu spesies dengan spesies lainnya dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Tidak hanya itu, mereka pun melakukan pengamatan tumbuhan pesisir seperti rumput lamun dan mangrove.

Untuk aktivitas yang berkaitan dengan isu Reduce, Reuse, dan Recycle, serta budidaya organik, Trashi hadir mengawal SHARP Greenerator dalam program Organic Junkies pada 10 Maret 2016 di Kampung Sarongge, Cianjur, Jawa Barat. Di Kebun Organik Sarongge, bersama para petani setempat mereka belajar langsung mengenai teknik-teknik pertanian dan peternakan organik yang tidak hanya bebas dari penggunaan bahan-bahan kimia namun juga memberdayakan sumber daya masyarakat lokal.

Melengkapi seluruh program-program ‘hijau’ tersebut, LIPI turut mendukung untuk mengawal aktivitas pelestarian keanekaragaman hayati melalui pengenalan sistem kultur jaringan dalam program “Biodiversity Warrior” pada 19 Maret 2016 serta pengamatan langsung kekayaan tumbuhan nusantara melalui Garden Tour di Kebun Raya Cibodas, Jawa Barat. Tentang SHARP Cares CSR PT SHARP Electronics Indonesia (SEID) bernaung pada SHARP CARES (Creativity, Attention, Recovery, Earth, Sincerity). Creativity (Kreatifitas) mengandung arti sikap kerja yang selalu mencari nilai lebih dan selalu membuat inovasi. Attention (Perhatian), SEID selalu memberikan perhatian khusus pada masalah sosial di Indonesia, seperti pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.

Recovery (Pemulihan), SEID di setiap kegiatannya berusaha untuk melakukan hal yang mampu memberikan perbedaan dan memulihkan suatu kondisi bagi masyarakat menuju arah yang lebih baik. Earth (Bumi) yang berarti SEID peduli untuk menjaga Bumi agar dapat terus menopang kelangsungan hidup seluruh makhluk yang tinggal di dalamnya. Sincerity (Ketulusan hati) adalah sikap kerja yang mendasar untuk menghasilkan solusi yang berguna dan juga kebahagian bagi semua orang. SEID memfokuskan program CSR nya pada Pendidikan, Sosial, Kesehatan, dan Lingkungan. Tentang Hutan Kota Sangga Buana Sejak Thn 92 di Karang Tengah kel. Lebak Bulus, banyak petani yang menggarap lahan untuk usaha tani, namun belum terorganisir. Pada tahun 97 berdirilah kelompok tani bambu kuning yang di ketuai Bang Idin dengan jumlah anggota 17 orang. Maka pada tanggal 17/02/98 lahirlah kelompok tani lingkungan hidup “Sangga Buana” dengan beranggotakan 80 orang. Dengan tujuan penyelamatan alam yang telah rusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, namun masih ada tanda-tanda sisa kehidupan, maka motto yang diikrarkan pada saat berdirinya KTLH “Sangga Buana” adalah menyelamatkan yang tersisa. Arti sangga Buana adalah : Sangga : Tiang yang berfungsi untuk menyangga atau menopang serta menunjang sesuatu benda yang ada di atasnya. Buana : Bumi atau dunia yang di dalamnya terdapat udara, tumbuhan, air, manusia, satwa dan lain-lain yang harus di jaga dan di rawat serta di lestarikan. Penyelamatan yang dilakukan melalui penanaman pohon, perlindungan satwa liar, pelarangan membuang sampah disekitar bantaran kali.(rls)