DR. Yanuar: Sudah Seperti di Jalur Gaza

Ahad, 06 September 2015

PEKANBARU-riautribune: Meski berselimut asap dan kondisinya sudah mencapai level berbahaya, akan tetapi suasana Sabtu (5/9) malam hingga pukul 22.00 WIB di Kota Pekanbaru seakan berjalan normal. Aktivitas warga kota sedikit pun tidak berubah.

Di tengah kepungan asap, beberapa ruas jalan utama Kota Pekanbaru tetap sesak dengan ratusan motor dan mobil. Seperti misalnya di ruas jalan Jenderal Sudirman, Jalan Arifin Ahmad, Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan Imam Munandar, ratusan kendaraan seakan berkonvoi. Sementara di pinggir-pinggir jalan, warga tetap berhenti seperti biasa sambil membeli jajanan dan menikmati malam.

Mencermati fenomena seperti itu, akademisi yang juga mantan Wakil Rektor II Universitas Riau, DR. Yanuar Hamzah melihat itu sebuah bentuk kejenuhan dan apatisme warga terhadap bencana tahun yang selalu mereka rasakan. "Iya sudah satu dasawarsa lebih, bencana seperti itu datang setiap tahun. Pihak terkait seakan tidak peduli dan tak bisa mencari solusi. Masyarakat akhirnya jadi jenuh. Mereka melihat asap itu seakan seperti embun yang tidak memiliki kadar dingin," kata DR. Yanuar.

Menurut doktor jebolan Prancis ini, suasana Pekanbaru dalam kabut asap itu, ibarat masyarakat yang berada di Jalur Gaza. "Masyarakat di Jalur Gaza itu sudah kebal dengan hujan peluru dan bunyi meriam. Sehingga meski berbahaya dan bisa merenggut nyawa, mereka biasa saja beraktivitas," papar anak jati Bengkalis ini.

DR. Yanuar juga mengatakan, semestinya pemerintah memiliki langkah konkrit mencari solusi agar bencana asap ini agar tidak menjadi panen tahunan. "Buat menara pengintai manual dan elektronik. Kita pantau api selagi kecil dan cepat padamkan. Tak kalah pentingnya tangkap oknum penjahat lingkungan itu. Ini kan juga termasuk kejahatan yang sistematis," tegas DR. Yanuar. (ehm)