KSAD: Kolonel Saja Saya Pecat, Apalagi Prajurit!

Sabtu, 11 Maret 2017

foto kmps

JAKARTA - riautribune : Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono masih belum menerima laporan adanya keterlibatan oknum TNI dalam penyelundupan narkotika dari China. Meski demikian, Mulyono menegaskan tidak akan segan memecat anak buahnya itu.

"Kalau terbukti kami pecat. Kalonel saja saya pecat apalagi prajurit. Kalau tentara enggak bisa main-main. Rehabilitasi enggak perlu tentara," kata Mulyono Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Jumat (10/3/2017).

Menurut Mulyono, anggota TNI yang terlibat dengan narkotika telah melalaikan sumpah prajurit dan Sapta Marga. Untuk itu, tidak ada kompromi bagi anggota TNI yang terlibat. "Saya enggak main-main soal narkoba karena kita tahu dampaknya seperti apa," ujar Mulyono.

Untuk menghindari masuknya narkotika ke dalam kalangan prajurit, Mulyono menuturkan sering melakukan inspeksi di asrama TNI. Tes urin juga dilakukan dalam sidak tersebut. "Kami sekarang sedang pembersihan ke dalam. Sidak terus ke asrama. Urin kami sidak," ucap Mulyono.

Dugaan keterlibatan oknum TNI didadat saat Badan Narkotika Nasional (BNN) menggagalkan penyelundupan narkotika dari China yang akan dipasarkan di Medan, Sumatera Utara. Bersama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, BNN menggagalkan penyelundupan ribuan narkotika. Rinciannya, 48,16 kg sabu, 3.702 butir ekstasi, dan 454 pil happy five.

Saat pengejaran, petugas BNN menangkap SY (45) yang diduga berperan sebagai koordinator kurir dan AM (32) sebagai penerima barang. Kedua pelaku ditangkap di rumah HAB yang merupakan anggota TNI, di daerah Medan Sunggal. Namun, HAB tidak berada di lokasi.

Di sana terdapat ZAK, adik HAB. Sampai saat ini oknum TNI itu belum diketahui keberadaannya. BNN telah berkoordinasi dengan komando militer dan polisi militer (POM) TNI AD.(kmps)