Tesso Nilo Akan Menjadi Tujuan Ekowisata

Selasa, 28 Februari 2017

illustrasi Internet

PEKANBARU - riautribune : Hanya tersisa 23 hektar dari luas semula yang lebih 81 hektar, kawasan Taman Nasional Tesso Nilo akan dikembangkan menjadi tujuan ekowisata. Balai Taman Nasional Tesso Nilo memilih strategi itu guna menyelamatkan hutan konservasi dari maraknya perambahan liar.

"Saat ini sedang kami susun grand desainnya," kata Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Supartono, Senin, 27/02, di Pekan Baru. Dia mengatakan balai telah menggandeng tim ahli dari Universitas Gadjah Mada untuk penyusunan strategi wisata. “Kami juga meminta pendapat dari para pelaku wisata soal potensi yang bakal dikembangkan.”

Supartono berpendapat Tesso Nilo akan lebih cocok menjadi kawasan ekowisata. Di sana terdapat hutan tropis yang masih terbilang baik untuk habitat satwa liar seperti gajah, harimau, tapir dan beruang. Aliran Sungai Nilo pun menambah daya tarik wisata alam. "Safari gajah dan edukasi wisata sudah berjalan," kata dia.

Luas Taman Nasional Tesso Nilo 81,793 hektare berada di tiga kabupaten Pelalawan, Kampar, dan Indragiri Hulu. Penghuninya berbagai jenis satwa langka yang saat terancam karena aktfitas perambahan dan alih fungsi hutan menajdi kebun sawit.

Luas hutan alam yang tinggal 23 ribu hectare kini terus menyusut akibat ulah perambahan ilegal. Sekjen KLHK Bambang Hendroyono mengatakan penegakan hukum menjadi program utama pemulihan taman nasional dari aktifitas ilegal ersebut.

"Ada prioritas pekerjaan yang dilakukan oleh tim dengan melibatkan pemerintah provinsi, TNI, Polri dan stake holder lainya, dari data-data yang dikumpulkan akan dapat dijadikan pelaksanaan penegakan hukum," kata Bambang.(tmpo)